PERANG PASIFIK
Review buku perang pasifik
Pengarang : P.K. Ojong
No ISBN : 978-979-9251-89-3
Editor : R.B. Sugiantoro
Penyunting Ejaan : Markus
AS
Penerbit : Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Juni 2001
Penata Teks : Tim Penerbit Buku Kompas
Desian sampul &
foto : Harzan
Djajasasmita & Goro Susanto
Text bahasa : Indonesia
A.
GAMBARAN UMUM
BUKU
Buku
yang saya baca ini menggambarkan tentang
perang di kawasan Asia Pasifik adalah salah satu ajang pertempuran yang
hebat dalam Perang Dunia II. Perang ini dimulai atau dipicu oleh serangan
Jepang terhadap Pearl Harbor pada hari Minggu, 8 Desember 1941 (atau 7 Desember
1941 waktu Amerika Serikat karena perbedaan garis waktu internasional). Jepang
berhasil mengalahkan Sekutu dan menguasai wilayah yang luas dan kaya, termasuk
Indonesia.
Keadaan
menjadi terbalik setelah pertempuran Laut Midway (Juni 1942), disusul kekalahan
Jepang dalam memperebutkan pulau-pulau di daerah Tarawa, Saipan, Iwo Jima dan
pulau-pulau yang lain. Perang ini diakhiri dengan penyerahan Dai Nipon di
geladak kapal perang Missouri, Minggu 2 September 1945.Perang Pasifik adalah
perang lautan. Dalam perang ini kekuatan udara dan kapal-kapal induk sangat
menentukan. Dalam perang Pasifik ini, masih ada pertempuran laut secara klasik,
yaitu kapal perang melawan kapal perang.
P.K.
Ojong dengan bahasa yang menarik dan terperinci menulis jalannya peperangan di
setiap medan pertempuran. Bahkan pembaca seakan-akan dibawa ikut masuk ke medan
perang. Seperti kisah dramatis seorang prajurit yang harus operasi usus buntu
secara darurat di kapal selam, harakiri yang dilakukan prajurit dan juga
penduduk Jepang, persaingan antarpetinggi militer, dan lain-lain.P.K. Ojong
juga menulis apa yang terjadi di negara-negara jajahan kawasan Asia seperti Indonesia,
Filipina dan Burma kaitanya dengan perang tersebut.
B. INTISARI
Bab
1
Pertempuran
di Laut Jawa
Pada
tanggal 8 Desmber 1941, jepang melakukan serangan mendadak dari 360 pesawat
terbang pembom dan pemburu atas Pearl Harbor. Serangan ini menenggelamkan dan
merusakkan hebat 8 kapal tempur Angkatan Laut Amerika. Maka mendadak hilang
lenyaplah superioritas armada Sekutu Inggris-Amerika di semua samudera di dunia
kecuali Samudra Atlantik.Sekutu Cuma masih mempunyai satu senjata penting yaitu
tibanya kapal tempur Prince of Wales dan Repulse pada 2 Desember 1941 di
pelabuhan Singapura. Saat sekutu meninggalkan Singapura untuk mencegah
pendaratan tentara Jepang di pantai Malaya Timur dan Utara, mereka masuk dalam
perangkap Jepang yang memancing kekuatan udara sekutu ke daratan. Pada tanggal
10 Desember 1941, kira-kira 50 pesawat pembom-torpedo Jepang menyerang dan
berhasil menenggelamkan kedua kapal raksasa tersebut. Dan mengakibatkan orang
kulit putih hilang muka di Asia dan mulai kehilangan kepercayaan pada diri sendiri.
Pada
tanggal 15 Januari 1943 terbentuklah komando bersama ABDA (Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia).
Tujuan Jepang ke Indonesia ialah minyak dan karet, lalu mereka pergi ke
Balikpapan yang telah diduduki oleh Amerika. Terjadilah perang dan api raksasa
yang menyala karena minyak yang ada terkena bom. Kapal perang jepang, Sumanura
Maru meledak dan tenggelam dalam pertempuran tersebut dan 12 kapal pengangkut
Jepang ditenggelamkan. Tetapi sekutu tidak berhasil menggagalkan pendaratan
Jepang di Balikpapan.
Pada
tanggal 24 Februari terjadi pertempuran di sekitar Pulau Bawean, Surabaya.
Komando sekutu ABDA berantakan karena adanya ketidaksenengan Belanda dipemimpin
oleh pemimpin Amerika. Kapal sekutu banyak yang mengalami kerusakan yang hebat
dan banyak yang di tenggelamkan, sedangakan Jepang tidak kehilangan satu kapal
pun. Tentara Belanda di Pulau Jawa menyerah kepada Jepang.
Bab 2
Tokyo Dibom Buat Pertama Kali oleh Sekutu
Setelah
kekalahan sekutu di Jawa, Amerika ingin membalas dendam kepada Jepang. Amerika
yang dipimpin oleh Kolonel James Doolittle membuat rencana untuk ngebom Jepang.
Sasaran Doolittle adalah ibukota Jepang sendiri yaitu Tokyo. Doolittle dengan
pasukannya menggunakan pesawat pembom B-25. Jumlah pesawatnya adalah 16. Pada
tanggal 18 April 1942, Tokyo berhasil dibom dengan pasukan Doolittle walaupun
kurusakannya tidak begitu berarti bagi Jepang. Setelah mengebom Tokyo, pasukan
Doolittle pergi ke Cina. Hanya empat pesawat yang berhasil mendarat. Sisanya
hancur.
Bab 3
Pertempuran di Laut Karang
Jepang
ingin merebut Port Moresby, Papua New Guinea dari tangan sekutu dan Jepang
sudah menyuasai Rabaul dan dijadikan sebagai pangkalan militer. Jepang bertemu
Amerika yang berada di Pulau Tugali dan Guadalcanal. Lalu terjadilah
pertempuran dengan tentara Amerika. Jepang dengan 2 kapal induk besar Zuikaku
dan Shokaku sedangkan Amerika pempunyai kapal induk Yorktown dan Lexington.
Kapal Shokaku mengalami kerusakan yang cukup parah tetapi Lexington
ditenggalamkan oleh Jepang. Amerika menang karena Jepang tidak jadi untuk
menduduki Port Moresby tetapi mengalami kerugian yang besar dalam segi kerusakan yang dialami.
Bab 4
Pertempuran Laut di Midway
Setelah
gagal menduduki Port Moresby, Jepang mencoba untuk merebut Pulau Midway dari
Amerika. Dalam segi armada jepang mempunyai lebih banyak kapal daripada
Amerika. Terjadilah pertempuran antara pasukan Jepang yang dipimpin oleh Nagumo
dengan Amerika yang dipimpin oleh Fletcher. Amerika berhasil mengahancurkan dan
menenggelamkan kapal induk Jepang Kaga, Soryu, Akagi, dan Hiryu. Sedangkan
Amerika hanya kehilangan kapal induk Yorktown. Pertempuran ini dimenangkan oleh
sekutu. Tetapi Jepang tidak mempublikasikan kekalahan ini kepada rakyat Jepang
sendiri.
Bab 5
Pertempuran di Kepulauan Solomon
Setelah
kalah di Midway, Jepang bermaksud untuk merebut Samoa, Fiji, dan New Caledonia
dengan tujuan untuk memutuskan hubungan lalu lintas laut antara Amerika dengan
Australia. Pada Mei 1942, Jepang berhasil merebut Pulau Tulagi dan Pulau Savo.
Jepang tiba di sebelah utara Guadalcanal dan merencanakan serangan untuk
melawan sekutu. Jepang menyerang saat malam hari, saat Laksamana Amerika sedang
tidur.Jepang berhasil menghancurkan Kapal Australia Canberra dan kapal Amerika
Vincennes, Astoria, dan Quincy. Pertempuran juga di sebelah timur Solomon dan
Tanjung Esperance. Pada bulan Februari 1943, Jepang akirnya meninggalkan
Guadalcanal dari sekutu karena kalah.
Bab 6
Rabaul Dikepung, Yamamoto Tewas
Setelah
Jepang meninggalkan Guadalcanal, Jendral MacArthur membuat rencana untuk mengepung
dan merebut Pulau Rabaul dari Jepang. Serangan direncanakan dilakukan dari 2
jurusan yaitu dari Solomon dan dari Papua New Guinea. Amerika mempunyai
keuntungan yang sangat besar karena mempunyai radar, sedangkan Jepang tidak
dilengkapi oleh radar. Kode Jepang pun berhasil dipecahkan oleh Amerika. Karena
kode terpecahkan, Amerika mengetahui keberadaan Yamamoto (pemimpin tentara
Jepang). Pada tanggal 18 April 1943, Amerika sudah mengetahui tujuan yang akan
ditujui Yamamoto dan siap untuk menyergap pesawatnya. Pihak Amerika yang
dipimpin oleh Thomas Lanphier dan Mitchell menggunakan pesawat pemburu P-38 dan
terdiri dari 16 pesawat. Saat pesawat Yamamoto sedang dalam perjalanan,
tiba-tiba pasukan Thomas Lanphier menyergap dan menembak jatuh pesawat Yamamoto
dan pesawat Jepang lainnya. Yamamoto meninggal dan Rabaul dapat direbut oleh
sekutu. Tentara Jepang pun tertahan dan terasing di sana.
Bab 7
Awas, Mata-mata Musuh
Amerika
dibawah pimpinan MacArthur melakukan pengintaian dari udara di Kepulauan
Solomon, di sekitar Rabaul, Kepulauan Admiralty, dan New Guinea untuk melihat
apakah masih ada tentara Jepang. Australia juga telah menyebarkan mata-mata di
Timor, Kalimantan, dan jawa untuk melihat pergerakan tentara Jepang. MacArthur
juga mengirim mata-mata ke Filipina yang sedang dijajah oleh Jepang. Sebagian
rakyat Filipina tidak menyukai Jepang dan mendukung tentara Sekutu. Sedangkan
Inggris mengirim mata-mata di Sabang dan di Pulau We. Rakyat Aceh sangat
mendukung sekutu dan rela untuk membantu sekutu dengan menjadi mata-mata di
sana. Pimimpin Inggris Edward Young, bekerja sama dengan mata-mata Aceh untuk
mengintai Jepang. Tetapi saat melakukan pengintaian pada malam hari, mata-mata
Aceh tertangkap dan Inggris dikepung oleh Jepang. Inggris dapat menyelamatkan diri
dari serangan Jepang ke arah laut bebas. Tetapi mengalami kerusakan yang sangat
parah.
Bab 8
Jenderal MacArthur di Irian
Jenderal
MacArthur menghendaki supaya tentara sekutu bersama dengan armadanya, ditaruh
di bwah satu komando, di bawah pimpinannya tentu. Para laksamana Amerika
membiarkan Inggris untuk menguasai Irian. Diadakan konferensi di Hawaii, dan
diputuskan bahwa MacArthur harus pergi ke Filipina. Tetapi sebelum pergi ke
Filipina, MacArthur harus mengurus tentara-tentara Jepang yang masih berada di
Irian. Sangat banyak tentara Jepang yang terasingkan di Irian tanpa mandapat
makanan. Kebanyakan tentara mati karena kelaparan, sehingga mereka rela untuk
memakan daging manusia sendiri. Mereka membunuh tahanan-tahanan yang mereka
sudah tangkap lalu dimakan. Sebaliknya, MacArthur dengan tentaranya sangat
bahagia karena berhasil melakukan pendaratan di Irian dan mereka membawa alat
pembikin es krim. Saat perang terjadi tentara MacArthur hanya mengalami sedikit
kerugian sedangkan tentara Jepang mengalami kerugian berlipat ganda lebih
besar. Jepang juga kehilangan Laksamana Koga yang mati dalam kapal terbangnya. Sekutu
telah tiba di Filipina. Lalu mereka bertemu dengan Jepang. Kini armada Amerika
lebih kuat dari Jepang. Terjadilah pertempuran di Laut Filipina. Jepang yang
dipimpin oleh Laksamana Ozawa mengalami kekalahan dengan 3 kapal induknya
tenggelam dan kehilangan 400 pesawatnya. Sedangakn sekutu Berjaya dan dapat
menguasai Laut Filipina.
Bab 9
Perang Kapal Selam di Pasifik
Pada
Juni 1942, Jepang hendak merebut Pulau Midway. Tetapi dengan menggunakan kapal
selam, Nautilus, Amerika dapat memata-matai pergerakan Jepang. Pada saat perang
tersebut, Nautilus berhasil menenggelamkan kapal induk Jepang, Soryu. Pada
Agustus 1942, Nautilus dan satu kapal selam lainnya, Argonaut, diberi tugas
untuk merebut Pulau Makin yang hanya dibela 43 serdadu Jepang. Mereka berhasil
membunuh semua serdadu Jepang, tetapi saat para tentara sekutu ingin balik ke
kapal selam, pesawat pembom dan tentara Jepang datang. Sebagian tentara sekutu
berhasil kabur dengan Nautilus, tetapi banyak yang tertinggal dan mati karena
kapal selam Argonaut berhasil dihancurkan Jepang. Suatu ketika salah satu kru
kapal selam mengalami usus buntu. Para kru yang lain membantunya dan melakukan
operasi di dalam kapal selam, untungnya kru yang terkena usus buntu dapat
sembuh. Kapal selam sekutu Thule setelah melewati Selat Lombok masuk ke Laut
Jawa dan pergi ke Pekalongan. Disitu terdapat pelabuhan kapal-kapal Jepang.
Pada malam hari Thule menembakan seluruh kekuatannya kearah Jepang. Pelabuhan
tersebut menjadi api yang menyala-nyala dengan semua kapal Jepang terbakar.
Bab 10
Armada Jepang Menemui Ajalnya di Filipina
Pada
pertempuran laut di Filipina yang dimenangkan oleh sekutu, Jepang mengira bahwa
MacArthur dan sekutu akan menyerang dari arah selatan. Tetapi sekutu menyerang
dari arah utara, di mana pertahanan Jepang sangat lemah. Saat itu juga Filipina
bebas dari penjajahan Jepang.Salah satu faktor Jepang kalah ialah kapal induk
yang digunakan Laksamana Ozawa mempunyai pemancar radio yang rusak, sehingga
terjadi Miss Communication antar laksamana Jepang lainya. Sehingga saat
Laksamana Kurita terserang dan butuh bantuan, Ozawa tidak membantu dan kapal
induk Kurita, Musashi, ditenggelamkan oleh sekutu. Pada tanggal 23-26 Oktober,
Jepang melawan sekutu di Teluk Leyte. Sekutu yang dipimpin oleh Laksamana
Halsey memenangi perang tersebut dan berhasil menenggelamkan 26 kapal perang
Jepang termasuk kapal tempur raksasa Jepang, Yamato. Pada tanggal 25 Oktober 1944,
Jepang yang tidak mengenal perikemanusiaan membuat suatu kelompok sukarelawan
untuk kamikaze (menabrakkan di ke kapal musuh). Hasil kamikaze tersebut bisa
dibilang efekti karena 18,5% kerusakan lebih besar dari perang biasa.
Bab 11
Gerilya dan Kolone Ke-V di Filipina
Patriot-patriot
Filipina menggunakan cara gerilya untuk melawan Jepang dan mencuri
dokumen-dokumen Jepang lalu diberikan kepada MacArthur. Pertempuran terjadi di
Corregidor, rakyak Filipina dengan bergerilya dapat mencuri obat-obatan dan senjata
Jepang pada malam hari. MacArthur mengirim seorang Filipina bernama Emigidio
Cruz untuk berpura-pura menjadi seorang pedagang yang pergi ke Luzon, Manila.
Disitu Jepang masih menguasai semuanya dan Cruz erpura-pura menjadi koki di
asrama tentara Jepang untuk mengumpulkan informasi. Lalu Cruz pulang dan
memberikan informasi tersebut kepada Jendral Roxas. Ada juga seorang wanita
Filipina, Joey Guerrero, menjadi mata-mata dan mengumpulkan informasi Jepang.
Dia mencuri dan memberikan peta pertahanan Jepang kepada sekutu. Setelah
perang, Joey diberikanbintang Medal of Freedom with Silver Palm oleh Amerika.
Bab 12
Pertempuran di Attu dan Kiska
Pada
tanggal 3 Juni 1942, tentara Jepang mendarat di Kepulauan Aleut dan membom
satu-satunya pangkalan Amerika di situ, yaitu Dutch Harbor. Amerika sudah
mengetahui bahwa Jepang akan menyerang dan tidak terlalu berpikir tentang itu
karena sebagian besar dipusatkan di Midway. Jepang berhasil menguasai Pulau
Attu dan Kiska dengan tanpa mendapat perlawanan karena tidak ada tentara
Amerika disana. Di sebelah barat Pulau Attu, terdapat pulau Russia, Komandorski
yang lautnya sering digunakan kapal Jepang untuk mengirim makanan ke Attu dan
Kiska. Itulah sasaran tentara sekutu. Sekutu yang dipimpin oleh Laksda McMorris
menyerang Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Hosogaya. Pertempuran ini terjadi
di laut tanpa adanya kapal selam dan tanpa angkatan udara, hanya kapal melawan
kapal. Saat kapal McMorris dalam pengejaran terhadap kapal Hosogaya, kapal nya
terserang oleh kapal Jepang dan kapal McMorris mogok di tengah laut. Lalu
Hosogaya mengira bahwa pesawat pembom Amerika akan segera dating, padahal
pesawat pembom Amerika terlambat karena cuaca yang buruk. Karena perkiraan yang
salah, Hosogaya menyelamatkan diri dan pergi ke Jepang. Jepang tidak puas
dengan kepemimpinan Hosogaya, lalu Hosogaya diganti. Pulau Attu pun direbut
kembali oleh sekutu. Tentara sisa Jepang yang dipimpin oleh Kolonel Yamazaki
tidak bisa melawan dan hanya bisa melakukan bom bunuh diri. Sekaran giliran
merebut Pulau Kiska. Tetapi saat Amerika sudah sampai sana tidak ada satupun
tentara Jepang. Jepang sudah mengewakuasi seluruh tentaranya tanpa diketahui
oleh sekutu.
Bab 13
Pertumpahan Darah di Pulau Tarawa
Sekutu
yang dipimpin oleh Laksamana Chester Nimitz ingin merebut Pulau Gilbert
(Tarawa) dari Jepang. Akan tetapi, karena pulau ini sangat kecil, seluruh
pantaidibuat benteng oleh Jepang. Jepang yang dipimpin oleh Laksda Keiji
Shibasaki mempunyai pertahan yang begitu kuat dengan senjata yang lengkap.
Sebanyak 200 buah kapal perang serta pengangkut dan 35.000 tentara Amerika dari
Pearl Harbor pergi menuju Tarawa. Sebelum itu, sekutu telah merebut Pulau Makin
tetapi mengalami kerugian karena salah satu kapal induknya, Liscomb Bay,
tenggelam. Di Pulau Tarawa, Jepang yang dipimpin Laksda Keiji dengan cerdik
menggunakan pohon kelapa yang diikat dengan kawat baja dibuat menjadi
perlindungan yang tahan peluru meriam. Invasi ini dipimpin oleh Mayjen Marinir
Julian Smith. Serangan ini menggunakan tank amfibi yang bisa jalan di laut dan
darat. Saat tentara sekutu turun di pantai, tentara Jepang yang sudah menunggu
tanpa ampun menembak semua tentara hingga hanya 1 orang yang selamat.Seharusnya
tentara sekutu dilindungi olleh pesawat tempur tetapi datangnya terlambat. Ribuan
peluru meriam dan bom dilepaskan oleh sekutu, tetapi tentara Jepang aman karena
barikade yang sangat kuat. Hampir sepertiga tentara Amerika tewas. Pada hari
pertama tentara Amerika harus tidur di pantai dengan jasad-jasad yang sudah
mati. Pada hari kedua, sekutudengan dibantu oleh mariner veteran Guadalcanal
dengan menggunakan senjata flamethrower, dan berhasil mentrobos dan merebut
Pulau Tarawa dari Jepang. Setidaknya 4.800 tentara Jepang bersama Laksda
Shibasaki mati dan 5.000 tentara sekutu tewas dalam pertempuran.
Bab 14
Di Marshall Pedang Samurai Lawan Tank
Setelah
seutu berhasil menduduki Pulau Makin dan Tarawa, sekarang giliran merebut
pulau-pulau atol Marshall. Pulau Marshall adalah wilayah Jepang semenjak
berakhirnya Perang Dunia satu. Terdapat dua pulau disitu yaitu, Kwayalein dan
Roi-Namur. Sekutu akan menyerang menggunakan amtruck (amphibian truck). Tetapi
Jepang mempunyai 150 pesawat terbang yang satu pesawat tersebut setara dengan satu
kapal induk berat dan satu kapal induk ringan. Pada tanggal 29 Januari 1944,
udara di sekitar Kepulauan Marshall sudah dikuasai sekutu. Sekutu membom
Kwayalein dari udara hingga semua benteng pertahanan di pantai musnah semua.
50% tentara Jepang disitu mati dan sekutu berhasil merebut Kwayalein. Pasukan
sekutu berjumlah 42.000 orang. Setelah Kwayalein sekarang giliran
Roi-Namur. Dengan menggunakan amtruck,
tentara sekutu dapat mendarat di pantai Roi-Namur dengan lindungan kapal dan
pesawat yang terus-menerus menembaki kearah pantai. Terdapat 3.500 tentara
Jepang yang dipimpin oleh Laksda Yamata di pulau tersebut. Sekutu menyerang
dari arah yang tidak diperkirakan oleh Jepang, yaitu lewat “puntu belakang”
yang pertahanan Jepang sangat sedikit. Dengan menggunakan flamethrower, seluruh
tentara Jepang hangus terbakar dan Roi-Namur dapat direbut oleh sekutu.
Bab 15
Harakiri Besar-besaran di Saipan
Jepang
mempunyai tentara divisa pilihan yaitu tentara Kwantung yang berkedudukan di
Manchuria. Tentara ini digunakan jika kepulauan Jepang sendiri ingin direbut
musuh. Setelah Pulau Kwayalein dan Roi-Namur direbut sekarang giliran Kepulauan
Mariana, anatara lain Pulau Saipan, Guam, dan Tinian. Pada tanggal 6 Juni 1944,
berangkatlah armada sekutu dari Kepulauan Marshall menuju Saipan yang dipimpin
oleh Laksamana Raymond Spruance. Saipan adalah pulau berpegunungan jadi sekutu
perlu menggunakan strategi baru yang berbeda dari peperangan di Kepulauan
Marshall. Sekitar 40.000 tentara diturunkan di pantai Saipan. Di Kepulauan
Mariana terdapat 176 pesawat Jepang dan sebanyak 32.000 tentara dipimpin oleh
Letjen Yoshitsugu Saito. Saat invasi dimulai Jepang menggunakan meriam dan
mortar yang menembakan kearah pantai dari pegunungan. Jepang dengan menggunakan
tank melawan sekutu yang menggunakan peluru meriam dari kapal perusak. Lalu
pasukan bantuan sekutu yang terdiri dari tentara divisi AD tiba. Sekutu
berhasil mengalahkan tentara Ozawa di sebelah Barat Saipan dan Amerika dapat
merebut gunung Tapotchau. Sehingga Saito terdesak di ujung utara Saipan. Jepang
sudah merasa tidak dapat melawan lagi. Sehingga sisa tentara Jepang bersama
Saito melakukan Harikiri dengan memegang granat ditangannya dan mencoba untuk
lari kearah tentara sekutu untuk bunuh diri.Laksamana Nagumo juga melakukan
harakiri di gua dengan menembakan kepalanya sendiri. Lalu semua tentara Jepang
yang tersisa melakukan harakiri besar-besaran. Mereka tidak mau menjadi tahanan
sekutu sehingga mereka melakukan hal tersebut. Lebih dari 30.000 tentara Jepang
tewas termaksud yang harakiri. Beberapa hari kemudian sekutu berhasil menyuasai
seluruh Saipan. Setelah Saipan sekutu berhasil merebut Pulau Tinian dari
Jepang. Setelah Tinian sekutu beralih ke Guam. Disitu tentara Jepang dipimpin
oleh Jenderal Obata. Setelah tiga minggu sekutu berhasil merebut Guam. Semua
tentara Jepang termaksud Obata tewas atau bunuh diri. Jepang pun akhirnya
menyerah pada tanggal 4 September 1945. Setalah semuanya dikuasai sekutu,
daerah Jepang sendiri tidak lagi mampunyai perlindungan udara yang cukup. Lalu
dengan pesawat B-29, Amerika membom Tokyo, Nagoya, Kobe, Osaka, Yokohama, dan
Kawasaki. Hampir seluruh pabrik hancur. Moril penduduk Jepang pun merosot sehingga susah sekali
memperoleh buruh untuk meneruskan produksi di beberapa pabrik yang masih ada.
Lalu yang terakhir Ameika menggunakan pesawat B-29 membom Hiroshima dan
Nagasaki dengan bom atom yang sangat dasyat hingga lebih dari 100.000 tewas dan
150.000 orang terluka. Karena ini Jepang menyerah tanpa syarat pada 14 Agustus
1945.
Bab 16
Iwo Jima, Gibraltar di Pasifik
Setelah
merebut Saipan, sekutu akan menyerang Jepang, yaitu Pulau Iwo Jima yang menjadi
“pintu gerbang” masuk ke Tokyo dan letaknya 600 mil dari Tokyo. Pendaratan di
Iwo dilakukan pada bulan Februari 1945. Sekutu mendaratkan 60.000 marinir di
pantai Iwo. Sekutu dipimpin oleh Laksamana Spruance dan Laksamana Mitscher. Di
Iwo terdapat Gunung Suribachi yang dibangun benteng-benteng diluar dan didalam
tanah. Pasukan Jepang dipimpin oleh Jenderal Kuribayashi. Ternyata, strategi
Kuribayashi ampuh dan berhasil bertahan dari serangan pembom sekutu. Kuribashi
menggunakan strategi dengan menyuruh seluruh tentaranya mengumpat dalam
benteng-benteng tersebut. Dengan menggunakan mortir, Jepang dapat bertahan dari
serangan sekutu. Sedangkan tentara sekutu menggunakan senjata flamethrower dan
menggunakan tank bulldozer. Perang berlangsung selama 1 bulan, dan pada tanggal
16 Maret 1945, sekutu dapat menghancurkan pertahanan Jepang. Sekutu pun
berhasil merebut Iwo dari tangan Kuribayashi. Dalam peperangan ini, sebanyak
22.500 tentara sekutu tewas.
Bab 17
Kamikaze Menubruk, Yamato Berjibaku
Setelah
Pulau Iwojima, sekarang sekutu akan menyerang Pulau Okinawa, Jepang. Sebelum
Pulau Okinawa, sekutu merebut Pulau Karama yang terletak tidak jauh dari Pulau
Okinawa. Lalu Pulau tersebut dijadikan pangkalan oleh sekutu. Lalu sekutu
merebut Pulau Kaise yang berdekatkan dengan Pulau Karama. Pada tanggal 1 April
1945, sebanyak 182.000 tentara sekutu mendarat di pantai Okinawa. Pada malam
pertama, sekutu berhasil menyuasai suatu pangkalan di pantai sepanjang 14 km.
Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jenderal Mitsuru Ushijima membiarkan pantai
dikuasai sekutu dan mengadakan pertahanan di pedalaman Okinawa. Lalu kapal
induk Jepang Yamato dan Yahagi, mendarat di Okinawa yang dipimpin oleh Laksamana
Seiichi Ito. Sejak lepasnya Filipina dari tangan Jepang, hubungan Jepang dengan
Indonesia terputus dan membuat Jepang kekurangan minyak. Sekutu dengan pesawat
torpedo menemukan kapal induk Yamato dan Yahagi, semua pesawat menyerang
mereka. Setelah Yahagi menerima 12 bom dari pesawat pembom sekutu akhirnya
tenggelam. Kemudian Yamato juga tenggelam dan 2.500 anak buah kapal bersama Ito
ikut tenggelam. Jepang membalas dengan melakukan penyerangan terhadap kapal
induk Task Foce 58 dan armada sekutu dengan cara kamikaze. Sebanyak 1900 buah
kamikaze dilakukan dan kurang lebih 80 kapal perang Inggris-Amerika tenggelam
368 kapal perang rusak. Saat masih dalam peperangan Presiden Franklin D.
Roosevelt meninggal. Akhirnya sekutu dapat merebut Pulau Okinawa. Sekitar
100.000 tentara Jepang tewas atau bunuh diri termasuk Laksamana Ushijima yang
bunuh diri dan hanya 7.400 tentara Jepang yang menyerah. Sebanyak 7.600 tentara
Amerika mati. Lalu pangkalan udara Jepang di Okinawa dirbut oleh Sekutu.
Bab 18
Tipu Muslihat di Burma
Pada
tahun 1885, Burma dijajah inggris untuk kepentingan ekonomi. Lalu Burma diserbu
Jepang, saat pertahanan Inggris di sana tidak cukup. Inggris menduga Jepang
akan menyerang lewat utara, tetapi sebaliknya Jepang menyerang Burma dari arah
selatan yang dimana pertahanan Inggris tidak siap. Karena rakyat Burma tidak
menyukai Inggris maka mereka membantu Jepang untuk mengusir Inggris. Tetapi
Inggris dibantu oleh sekutunya yaitu Tiongkok. Tiongkok yang dipimpin oleh
Jenderal Tay An Lan, mengirim 81.000 pasukan untuk pergi ke Burma. Jepang pun
dengan bantuan rakyat Burma sendiri akhirnya berhasil mengusir Inggris. Jepang
yang seperti di Indonesia yang akan memberikan kemedekaan palsu ternyata ditipu
oleh rakyat Burma sendiri. Ternyata terdapat golongan secret service yang
dipimpin oleh U Nu (perdana menteri Burma saat itu) yang sangat benci terhadap
Jepang. Burma pun akhirnya bisa lepas dari Jepang. Pada tahun 1945, Inggris
kembali lagi datang dan menjajah Burma. Sekarang Inggris ingin menipu Burma
dengan berpura-pura ingin bekerja sama dengan Burma. Tetapi dengan kecerdasan
Aung San dan kelompoknya, mereka menyetahui tujuan Inggris sebenarnya dan
memutarbalikan keadaan. Mereka berhasil menipu Inggris dengan berpura-pura
bekerja sama dengan Inggris. Lalu Aung San dengan rakyat Burma melakakukan
perang gerilya terhadap Inggris. Lalu pada tanggal 26 Januari 1947, perjanjian
dilakukan antara Burma yang dipimpin oleh Aung San dengan Inggris yang dipimpin
oleh Attlee yang dilaksanakan di London, Inggris. Aung San balik ke Burma dan
pada tanggal 4 Januari 1948, Burma merdeka menjadi Negara republik yang
sekarang dikenal sebagai Myanmar.
Bab 19
Awal dan Akhir Perang
Sebelum
Jepang menyerang Pearl Harbor, pada tanggal 7 Juli 1937, Jepang menyerang
Tiongkok. Tiongkok yang dipimpin oleh PM Pangeran Fumimaro Konoye tidak bisa
berbuat apa-apa dan menyerah. Tetapi Amerika yang tentu mengingat kepentingan
dirinya sendiri, akan rugi kalu Jepang sampai berkuasa di seluruh Tiongkot.
Amerika melakukan tindakan diplomatic dengan konferensi Brussel untuk
mengakhiri perang di Tiongkok, tetapi Jepang tidak mau hadir. Lalu terjadi
kesalah pahaman yaitu Jepang menembaki kapal Amerika hingga tenggelam, tetapi
Amerika tidak menjadi panas dan menerima ganti rugi Jepang dengan baik. Amerika
ingin melawan Jerman, maka Amerika akan melawan Jepang yang menjadi sekutu
Jerman. Amerika membuat kesalahan yaitu dengan membuat undang-undang
imigrasinya dari tahun 1924 yang menutup pintu serapat-rapatnya bagi imigrasi
orang Jepang, tapi orang yang berkulit putih boleh masuk. Tindakan diskriminasi
ini tentu melukai hati orang Jepang. Ini yang menjadi permulaan ketidaksukaan
Jepang terhadap Amerika. Saat Jerman ingin melawan Russia, Jerman membutuhkan
pertolongan Jepang dari arah Tenggara, tetapi Jepang menolak karena Jepang
ingin memusatkan pada daerah Asia Tenggara. Lalu pada tanggal 8 Desember 1941,
Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Yamamoto menyerang Pearl Harbor dengan 353
pesawat pembom dan menghancurkan Pearl Harbor tanpa disadari oleh Amerika.
Karena tentara Laksamana Yamamoto menyerang dengan membututi pasukan Amerika
tanpa diketahui. Pada hari itu juga Perang Pasifik telah pecah.
Pada
tanggal 5 Agustus 1945, Amerika dengan menggunakan pesawat B-29 mengangkut bom
atom lebih berat dari 100 ton membom Hiroshima. Sekitar 80.000 penduduk
Hiroshima tewas. Tiga hari kemudian giliran Nagasaki yang dibom oleh pesawat
B-29. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Pada tanggal 2 September 1945, seluruh wakil-wakil Negara yang terlibat dalam
Perang Pasifik berkumpul. Semua delegasi termasuk Jepang mentandatangani
perjanjian perdamaian. Pada saat itu Jepang yang diwakili Jenderal Yoshijiro
Umezo menyapu matanya yang berlinang dan Perang Pasifik telah berakhir.
C. KOMENTAR
Buku
Perang Pasifik ini menggambarkan bagaimana awal mula terjadinya perang di
kawasan pasifik merupakan perang laut modern yang melibatkan secara intensif
penggunaan pesawat udara,kapal selam,dan pendaratan amfibi yang berperan besar
menentukan kemenangan,dimana pertempuran laut klasik antara kapal perang
melawan kapal perang semakin jarang terjadi,perang pasifik menyadarkan banyak
kalangan ahli militer laut yang sebelumnya tidak percaya hanya dengan pesawat
udara saja sanggup menghancurkan kapal perang, peristiwa Pearl Harbor sendiri
menjadi bukti kuat karena di sini-lah Jepang mendemonstrasikan bagaimana 360
pesawat terbang Jepang jenis pembom dan pemburu secara mendadak dapat
menenggelamkan dan merusakkan delapan kapal tempur Angkatan Laut Amerika. Hal
pahit serupa dialami oleh Angkatan Laut Inggris dimana pada tanggal 10 Desember
1941 kapal tempur Prince of Wales dan kapal penjelajah-tempur Repulse
ditenggelamkan oleh sekitar 50 pesawat pengebom Jepang. Pada buku ini disebutkan Wiiliam Mitchell-lah
yang pada tahun 1919 meramalkan bahwa kapal tempur bisa ditenggelamkan oleh
serangan udara saja, tetapi pendapatnya saat itu tidak dipercaya kalangan
petinggi tentara dan maritim bahkan menjadi bahan tertawaan.
Ditulis
dengan bahasa yang mudah dicerna dan tidak membosankan menjadikan buku yang
sudah ditulis puluhan tahun lalu ini tetap enak dibaca ditambah dengan
ilustrasi peta pergerakan militer dan photo-photo dari kedua pihak yang
bertempur. Beberapa peristiwa penting pada Perang Pasifik yang diceritakan pada
buku ini telah diangkat ke layar lebar seperti peristiwa Pearl Harbor (Pearl
Harbor, 2001), Pertempuran Iwo Jima dimana kecerdasan dan kegigihan komandan
pasukan Jepang Jenderal Tadamichi Kuribayashi menimbulkan kekaguman bahkan di
kalangan Amerika yang menjadi musuh utamanya (Flags of Our Father, 2006) hingga
tenggelamnya kapal induk Yamato (Yamato, 2005). Tak mau ketinggalan beberapa
permainan komputer/konsol yang saya ingat ada juga yang menggunakan latar
peristiwa pada Perang Pasifik seperti Medal of Honor: Pacific Assault (2004),
Deadly Dozen: Pacific Theater (2002) dan Battlefield 1943 (2009).