Halaman

Selasa, 17 April 2018

Perang Pasifik.


PERANG PASIFIK

Review  buku perang pasifik
Pengarang                   :           P.K. Ojong
No ISBN                     :           978-979-9251-89-3
Editor                          :           R.B. Sugiantoro
Penyunting  Ejaan       :           Markus AS
Penerbit                       :           Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Juni 2001
Penata Teks                 :           Tim Penerbit Buku Kompas
Desian sampul & foto :           Harzan Djajasasmita & Goro Susanto
Text bahasa                 :           Indonesia

A.    GAMBARAN UMUM BUKU
Buku yang saya baca ini menggambarkan tentang  perang di kawasan Asia Pasifik adalah salah satu ajang pertempuran yang hebat dalam Perang Dunia II. Perang ini dimulai atau dipicu oleh serangan Jepang terhadap Pearl Harbor pada hari Minggu, 8 Desember 1941 (atau 7 Desember 1941 waktu Amerika Serikat karena perbedaan garis waktu internasional). Jepang berhasil mengalahkan Sekutu dan menguasai wilayah yang luas dan kaya, termasuk Indonesia.
Keadaan menjadi terbalik setelah pertempuran Laut Midway (Juni 1942), disusul kekalahan Jepang dalam memperebutkan pulau-pulau di daerah Tarawa, Saipan, Iwo Jima dan pulau-pulau yang lain. Perang ini diakhiri dengan penyerahan Dai Nipon di geladak kapal perang Missouri, Minggu 2 September 1945.Perang Pasifik adalah perang lautan. Dalam perang ini kekuatan udara dan kapal-kapal induk sangat menentukan. Dalam perang Pasifik ini, masih ada pertempuran laut secara klasik, yaitu kapal perang melawan kapal perang.
P.K. Ojong dengan bahasa yang menarik dan terperinci menulis jalannya peperangan di setiap medan pertempuran. Bahkan pembaca seakan-akan dibawa ikut masuk ke medan perang. Seperti kisah dramatis seorang prajurit yang harus operasi usus buntu secara darurat di kapal selam, harakiri yang dilakukan prajurit dan juga penduduk Jepang, persaingan antarpetinggi militer, dan lain-lain.P.K. Ojong juga menulis apa yang terjadi di negara-negara jajahan kawasan Asia seperti Indonesia, Filipina dan Burma kaitanya dengan perang tersebut.
B.     INTISARI

Bab 1
Pertempuran di Laut Jawa
Pada tanggal 8 Desmber 1941, jepang melakukan serangan mendadak dari 360 pesawat terbang pembom dan pemburu atas Pearl Harbor. Serangan ini menenggelamkan dan merusakkan hebat 8 kapal tempur Angkatan Laut Amerika. Maka mendadak hilang lenyaplah superioritas armada Sekutu Inggris-Amerika di semua samudera di dunia kecuali Samudra Atlantik.Sekutu Cuma masih mempunyai satu senjata penting yaitu tibanya kapal tempur Prince of Wales dan Repulse pada 2 Desember 1941 di pelabuhan Singapura. Saat sekutu meninggalkan Singapura untuk mencegah pendaratan tentara Jepang di pantai Malaya Timur dan Utara, mereka masuk dalam perangkap Jepang yang memancing kekuatan udara sekutu ke daratan. Pada tanggal 10 Desember 1941, kira-kira 50 pesawat pembom-torpedo Jepang menyerang dan berhasil menenggelamkan kedua kapal raksasa tersebut. Dan mengakibatkan orang kulit putih hilang muka di Asia dan mulai kehilangan kepercayaan pada diri sendiri.
Pada tanggal 15 Januari 1943 terbentuklah komando bersama ABDA  (Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia). Tujuan Jepang ke Indonesia ialah minyak dan karet, lalu mereka pergi ke Balikpapan yang telah diduduki oleh Amerika. Terjadilah perang dan api raksasa yang menyala karena minyak yang ada terkena bom. Kapal perang jepang, Sumanura Maru meledak dan tenggelam dalam pertempuran tersebut dan 12 kapal pengangkut Jepang ditenggelamkan. Tetapi sekutu tidak berhasil menggagalkan pendaratan Jepang di Balikpapan.
Pada tanggal 24 Februari terjadi pertempuran di sekitar Pulau Bawean, Surabaya. Komando sekutu ABDA berantakan karena adanya ketidaksenengan Belanda dipemimpin oleh pemimpin Amerika. Kapal sekutu banyak yang mengalami kerusakan yang hebat dan banyak yang di tenggelamkan, sedangakan Jepang tidak kehilangan satu kapal pun. Tentara Belanda di Pulau Jawa menyerah kepada Jepang.
Bab 2
Tokyo Dibom Buat Pertama Kali oleh Sekutu
Setelah kekalahan sekutu di Jawa, Amerika ingin membalas dendam kepada Jepang. Amerika yang dipimpin oleh Kolonel James Doolittle membuat rencana untuk ngebom Jepang. Sasaran Doolittle adalah ibukota Jepang sendiri yaitu Tokyo. Doolittle dengan pasukannya menggunakan pesawat pembom B-25. Jumlah pesawatnya adalah 16. Pada tanggal 18 April 1942, Tokyo berhasil dibom dengan pasukan Doolittle walaupun kurusakannya tidak begitu berarti bagi Jepang. Setelah mengebom Tokyo, pasukan Doolittle pergi ke Cina. Hanya empat pesawat yang berhasil mendarat. Sisanya hancur.

Bab 3
Pertempuran di Laut Karang
Jepang ingin merebut Port Moresby, Papua New Guinea dari tangan sekutu dan Jepang sudah menyuasai Rabaul dan dijadikan sebagai pangkalan militer. Jepang bertemu Amerika yang berada di Pulau Tugali dan Guadalcanal. Lalu terjadilah pertempuran dengan tentara Amerika. Jepang dengan 2 kapal induk besar Zuikaku dan Shokaku sedangkan Amerika pempunyai kapal induk Yorktown dan Lexington. Kapal Shokaku mengalami kerusakan yang cukup parah tetapi Lexington ditenggalamkan oleh Jepang. Amerika menang karena Jepang tidak jadi untuk menduduki Port Moresby tetapi mengalami kerugian yang besar dalam  segi kerusakan yang dialami.
Bab 4
Pertempuran Laut di Midway
Setelah gagal menduduki Port Moresby, Jepang mencoba untuk merebut Pulau Midway dari Amerika. Dalam segi armada jepang mempunyai lebih banyak kapal daripada Amerika. Terjadilah pertempuran antara pasukan Jepang yang dipimpin oleh Nagumo dengan Amerika yang dipimpin oleh Fletcher. Amerika berhasil mengahancurkan dan menenggelamkan kapal induk Jepang Kaga, Soryu, Akagi, dan Hiryu. Sedangkan Amerika hanya kehilangan kapal induk Yorktown. Pertempuran ini dimenangkan oleh sekutu. Tetapi Jepang tidak mempublikasikan kekalahan ini kepada rakyat Jepang sendiri.

Bab 5
Pertempuran di Kepulauan Solomon
Setelah kalah di Midway, Jepang bermaksud untuk merebut Samoa, Fiji, dan New Caledonia dengan tujuan untuk memutuskan hubungan lalu lintas laut antara Amerika dengan Australia. Pada Mei 1942, Jepang berhasil merebut Pulau Tulagi dan Pulau Savo. Jepang tiba di sebelah utara Guadalcanal dan merencanakan serangan untuk melawan sekutu. Jepang menyerang saat malam hari, saat Laksamana Amerika sedang tidur.Jepang berhasil menghancurkan Kapal Australia Canberra dan kapal Amerika Vincennes, Astoria, dan Quincy. Pertempuran juga di sebelah timur Solomon dan Tanjung Esperance. Pada bulan Februari 1943, Jepang akirnya meninggalkan Guadalcanal dari sekutu karena kalah.

Bab 6
Rabaul Dikepung, Yamamoto Tewas
Setelah Jepang meninggalkan Guadalcanal, Jendral MacArthur membuat rencana untuk mengepung dan merebut Pulau Rabaul dari Jepang. Serangan direncanakan dilakukan dari 2 jurusan yaitu dari Solomon dan dari Papua New Guinea. Amerika mempunyai keuntungan yang sangat besar karena mempunyai radar, sedangkan Jepang tidak dilengkapi oleh radar. Kode Jepang pun berhasil dipecahkan oleh Amerika. Karena kode terpecahkan, Amerika mengetahui keberadaan Yamamoto (pemimpin tentara Jepang). Pada tanggal 18 April 1943, Amerika sudah mengetahui tujuan yang akan ditujui Yamamoto dan siap untuk menyergap pesawatnya. Pihak Amerika yang dipimpin oleh Thomas Lanphier dan Mitchell menggunakan pesawat pemburu P-38 dan terdiri dari 16 pesawat. Saat pesawat Yamamoto sedang dalam perjalanan, tiba-tiba pasukan Thomas Lanphier menyergap dan menembak jatuh pesawat Yamamoto dan pesawat Jepang lainnya. Yamamoto meninggal dan Rabaul dapat direbut oleh sekutu. Tentara Jepang pun tertahan dan terasing di sana.
Bab 7
Awas, Mata-mata Musuh
Amerika dibawah pimpinan MacArthur melakukan pengintaian dari udara di Kepulauan Solomon, di sekitar Rabaul, Kepulauan Admiralty, dan New Guinea untuk melihat apakah masih ada tentara Jepang. Australia juga telah menyebarkan mata-mata di Timor, Kalimantan, dan jawa untuk melihat pergerakan tentara Jepang. MacArthur juga mengirim mata-mata ke Filipina yang sedang dijajah oleh Jepang. Sebagian rakyat Filipina tidak menyukai Jepang dan mendukung tentara Sekutu. Sedangkan Inggris mengirim mata-mata di Sabang dan di Pulau We. Rakyat Aceh sangat mendukung sekutu dan rela untuk membantu sekutu dengan menjadi mata-mata di sana. Pimimpin Inggris Edward Young, bekerja sama dengan mata-mata Aceh untuk mengintai Jepang. Tetapi saat melakukan pengintaian pada malam hari, mata-mata Aceh tertangkap dan Inggris dikepung oleh Jepang. Inggris dapat menyelamatkan diri dari serangan Jepang ke arah laut bebas. Tetapi mengalami kerusakan yang sangat parah.

Bab 8
Jenderal MacArthur di Irian
Jenderal MacArthur menghendaki supaya tentara sekutu bersama dengan armadanya, ditaruh di bwah satu komando, di bawah pimpinannya tentu. Para laksamana Amerika membiarkan Inggris untuk menguasai Irian. Diadakan konferensi di Hawaii, dan diputuskan bahwa MacArthur harus pergi ke Filipina. Tetapi sebelum pergi ke Filipina, MacArthur harus mengurus tentara-tentara Jepang yang masih berada di Irian. Sangat banyak tentara Jepang yang terasingkan di Irian tanpa mandapat makanan. Kebanyakan tentara mati karena kelaparan, sehingga mereka rela untuk memakan daging manusia sendiri. Mereka membunuh tahanan-tahanan yang mereka sudah tangkap lalu dimakan. Sebaliknya, MacArthur dengan tentaranya sangat bahagia karena berhasil melakukan pendaratan di Irian dan mereka membawa alat pembikin es krim. Saat perang terjadi tentara MacArthur hanya mengalami sedikit kerugian sedangkan tentara Jepang mengalami kerugian berlipat ganda lebih besar. Jepang juga kehilangan Laksamana Koga yang mati dalam kapal terbangnya. Sekutu telah tiba di Filipina. Lalu mereka bertemu dengan Jepang. Kini armada Amerika lebih kuat dari Jepang. Terjadilah pertempuran di Laut Filipina. Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Ozawa mengalami kekalahan dengan 3 kapal induknya tenggelam dan kehilangan 400 pesawatnya. Sedangakn sekutu Berjaya dan dapat menguasai Laut Filipina.
Bab 9
Perang Kapal Selam di Pasifik
Pada Juni 1942, Jepang hendak merebut Pulau Midway. Tetapi dengan menggunakan kapal selam, Nautilus, Amerika dapat memata-matai pergerakan Jepang. Pada saat perang tersebut, Nautilus berhasil menenggelamkan kapal induk Jepang, Soryu. Pada Agustus 1942, Nautilus dan satu kapal selam lainnya, Argonaut, diberi tugas untuk merebut Pulau Makin yang hanya dibela 43 serdadu Jepang. Mereka berhasil membunuh semua serdadu Jepang, tetapi saat para tentara sekutu ingin balik ke kapal selam, pesawat pembom dan tentara Jepang datang. Sebagian tentara sekutu berhasil kabur dengan Nautilus, tetapi banyak yang tertinggal dan mati karena kapal selam Argonaut berhasil dihancurkan Jepang. Suatu ketika salah satu kru kapal selam mengalami usus buntu. Para kru yang lain membantunya dan melakukan operasi di dalam kapal selam, untungnya kru yang terkena usus buntu dapat sembuh. Kapal selam sekutu Thule setelah melewati Selat Lombok masuk ke Laut Jawa dan pergi ke Pekalongan. Disitu terdapat pelabuhan kapal-kapal Jepang. Pada malam hari Thule menembakan seluruh kekuatannya kearah Jepang. Pelabuhan tersebut menjadi api yang menyala-nyala dengan semua kapal Jepang terbakar.


Bab 10
Armada Jepang Menemui Ajalnya di Filipina
Pada pertempuran laut di Filipina yang dimenangkan oleh sekutu, Jepang mengira bahwa MacArthur dan sekutu akan menyerang dari arah selatan. Tetapi sekutu menyerang dari arah utara, di mana pertahanan Jepang sangat lemah. Saat itu juga Filipina bebas dari penjajahan Jepang.Salah satu faktor Jepang kalah ialah kapal induk yang digunakan Laksamana Ozawa mempunyai pemancar radio yang rusak, sehingga terjadi Miss Communication antar laksamana Jepang lainya. Sehingga saat Laksamana Kurita terserang dan butuh bantuan, Ozawa tidak membantu dan kapal induk Kurita, Musashi, ditenggelamkan oleh sekutu. Pada tanggal 23-26 Oktober, Jepang melawan sekutu di Teluk Leyte. Sekutu yang dipimpin oleh Laksamana Halsey memenangi perang tersebut dan berhasil menenggelamkan 26 kapal perang Jepang termasuk kapal tempur raksasa Jepang, Yamato. Pada tanggal 25 Oktober 1944, Jepang yang tidak mengenal perikemanusiaan membuat suatu kelompok sukarelawan untuk kamikaze (menabrakkan di ke kapal musuh). Hasil kamikaze tersebut bisa dibilang efekti karena 18,5% kerusakan lebih besar dari perang biasa.

Bab 11
Gerilya dan Kolone Ke-V di Filipina
Patriot-patriot Filipina menggunakan cara gerilya untuk melawan Jepang dan mencuri dokumen-dokumen Jepang lalu diberikan kepada MacArthur. Pertempuran terjadi di Corregidor, rakyak Filipina dengan bergerilya dapat mencuri obat-obatan dan senjata Jepang pada malam hari. MacArthur mengirim seorang Filipina bernama Emigidio Cruz untuk berpura-pura menjadi seorang pedagang yang pergi ke Luzon, Manila. Disitu Jepang masih menguasai semuanya dan Cruz erpura-pura menjadi koki di asrama tentara Jepang untuk mengumpulkan informasi. Lalu Cruz pulang dan memberikan informasi tersebut kepada Jendral Roxas. Ada juga seorang wanita Filipina, Joey Guerrero, menjadi mata-mata dan mengumpulkan informasi Jepang. Dia mencuri dan memberikan peta pertahanan Jepang kepada sekutu. Setelah perang, Joey diberikanbintang Medal of Freedom with Silver Palm oleh Amerika.

Bab 12
Pertempuran di Attu dan Kiska
Pada tanggal 3 Juni 1942, tentara Jepang mendarat di Kepulauan Aleut dan membom satu-satunya pangkalan Amerika di situ, yaitu Dutch Harbor. Amerika sudah mengetahui bahwa Jepang akan menyerang dan tidak terlalu berpikir tentang itu karena sebagian besar dipusatkan di Midway. Jepang berhasil menguasai Pulau Attu dan Kiska dengan tanpa mendapat perlawanan karena tidak ada tentara Amerika disana. Di sebelah barat Pulau Attu, terdapat pulau Russia, Komandorski yang lautnya sering digunakan kapal Jepang untuk mengirim makanan ke Attu dan Kiska. Itulah sasaran tentara sekutu. Sekutu yang dipimpin oleh Laksda McMorris menyerang Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Hosogaya. Pertempuran ini terjadi di laut tanpa adanya kapal selam dan tanpa angkatan udara, hanya kapal melawan kapal. Saat kapal McMorris dalam pengejaran terhadap kapal Hosogaya, kapal nya terserang oleh kapal Jepang dan kapal McMorris mogok di tengah laut. Lalu Hosogaya mengira bahwa pesawat pembom Amerika akan segera dating, padahal pesawat pembom Amerika terlambat karena cuaca yang buruk. Karena perkiraan yang salah, Hosogaya menyelamatkan diri dan pergi ke Jepang. Jepang tidak puas dengan kepemimpinan Hosogaya, lalu Hosogaya diganti. Pulau Attu pun direbut kembali oleh sekutu. Tentara sisa Jepang yang dipimpin oleh Kolonel Yamazaki tidak bisa melawan dan hanya bisa melakukan bom bunuh diri. Sekaran giliran merebut Pulau Kiska. Tetapi saat Amerika sudah sampai sana tidak ada satupun tentara Jepang. Jepang sudah mengewakuasi seluruh tentaranya tanpa diketahui oleh sekutu.
Bab 13
Pertumpahan Darah di Pulau Tarawa
Sekutu yang dipimpin oleh Laksamana Chester Nimitz ingin merebut Pulau Gilbert (Tarawa) dari Jepang. Akan tetapi, karena pulau ini sangat kecil, seluruh pantaidibuat benteng oleh Jepang. Jepang yang dipimpin oleh Laksda Keiji Shibasaki mempunyai pertahan yang begitu kuat dengan senjata yang lengkap. Sebanyak 200 buah kapal perang serta pengangkut dan 35.000 tentara Amerika dari Pearl Harbor pergi menuju Tarawa. Sebelum itu, sekutu telah merebut Pulau Makin tetapi mengalami kerugian karena salah satu kapal induknya, Liscomb Bay, tenggelam. Di Pulau Tarawa, Jepang yang dipimpin Laksda Keiji dengan cerdik menggunakan pohon kelapa yang diikat dengan kawat baja dibuat menjadi perlindungan yang tahan peluru meriam. Invasi ini dipimpin oleh Mayjen Marinir Julian Smith. Serangan ini menggunakan tank amfibi yang bisa jalan di laut dan darat. Saat tentara sekutu turun di pantai, tentara Jepang yang sudah menunggu tanpa ampun menembak semua tentara hingga hanya 1 orang yang selamat.Seharusnya tentara sekutu dilindungi olleh pesawat tempur tetapi datangnya terlambat. Ribuan peluru meriam dan bom dilepaskan oleh sekutu, tetapi tentara Jepang aman karena barikade yang sangat kuat. Hampir sepertiga tentara Amerika tewas. Pada hari pertama tentara Amerika harus tidur di pantai dengan jasad-jasad yang sudah mati. Pada hari kedua, sekutudengan dibantu oleh mariner veteran Guadalcanal dengan menggunakan senjata flamethrower, dan berhasil mentrobos dan merebut Pulau Tarawa dari Jepang. Setidaknya 4.800 tentara Jepang bersama Laksda Shibasaki mati dan 5.000 tentara sekutu tewas dalam pertempuran.
Bab 14
Di Marshall Pedang Samurai Lawan Tank
Setelah seutu berhasil menduduki Pulau Makin dan Tarawa, sekarang giliran merebut pulau-pulau atol Marshall. Pulau Marshall adalah wilayah Jepang semenjak berakhirnya Perang Dunia satu. Terdapat dua pulau disitu yaitu, Kwayalein dan Roi-Namur. Sekutu akan menyerang menggunakan amtruck (amphibian truck). Tetapi Jepang mempunyai 150 pesawat terbang yang satu pesawat tersebut setara dengan satu kapal induk berat dan satu kapal induk ringan. Pada tanggal 29 Januari 1944, udara di sekitar Kepulauan Marshall sudah dikuasai sekutu. Sekutu membom Kwayalein dari udara hingga semua benteng pertahanan di pantai musnah semua. 50% tentara Jepang disitu mati dan sekutu berhasil merebut Kwayalein. Pasukan sekutu berjumlah 42.000 orang. Setelah Kwayalein sekarang giliran Roi-Namur.  Dengan menggunakan amtruck, tentara sekutu dapat mendarat di pantai Roi-Namur dengan lindungan kapal dan pesawat yang terus-menerus menembaki kearah pantai. Terdapat 3.500 tentara Jepang yang dipimpin oleh Laksda Yamata di pulau tersebut. Sekutu menyerang dari arah yang tidak diperkirakan oleh Jepang, yaitu lewat “puntu belakang” yang pertahanan Jepang sangat sedikit. Dengan menggunakan flamethrower, seluruh tentara Jepang hangus terbakar dan Roi-Namur dapat direbut oleh sekutu.

Bab 15
Harakiri Besar-besaran di Saipan
Jepang mempunyai tentara divisa pilihan yaitu tentara Kwantung yang berkedudukan di Manchuria. Tentara ini digunakan jika kepulauan Jepang sendiri ingin direbut musuh. Setelah Pulau Kwayalein dan Roi-Namur direbut sekarang giliran Kepulauan Mariana, anatara lain Pulau Saipan, Guam, dan Tinian. Pada tanggal 6 Juni 1944, berangkatlah armada sekutu dari Kepulauan Marshall menuju Saipan yang dipimpin oleh Laksamana Raymond Spruance. Saipan adalah pulau berpegunungan jadi sekutu perlu menggunakan strategi baru yang berbeda dari peperangan di Kepulauan Marshall. Sekitar 40.000 tentara diturunkan di pantai Saipan. Di Kepulauan Mariana terdapat 176 pesawat Jepang dan sebanyak 32.000 tentara dipimpin oleh Letjen Yoshitsugu Saito. Saat invasi dimulai Jepang menggunakan meriam dan mortar yang menembakan kearah pantai dari pegunungan. Jepang dengan menggunakan tank melawan sekutu yang menggunakan peluru meriam dari kapal perusak. Lalu pasukan bantuan sekutu yang terdiri dari tentara divisi AD tiba. Sekutu berhasil mengalahkan tentara Ozawa di sebelah Barat Saipan dan Amerika dapat merebut gunung Tapotchau. Sehingga Saito terdesak di ujung utara Saipan. Jepang sudah merasa tidak dapat melawan lagi. Sehingga sisa tentara Jepang bersama Saito melakukan Harikiri dengan memegang granat ditangannya dan mencoba untuk lari kearah tentara sekutu untuk bunuh diri.Laksamana Nagumo juga melakukan harakiri di gua dengan menembakan kepalanya sendiri. Lalu semua tentara Jepang yang tersisa melakukan harakiri besar-besaran. Mereka tidak mau menjadi tahanan sekutu sehingga mereka melakukan hal tersebut. Lebih dari 30.000 tentara Jepang tewas termaksud yang harakiri. Beberapa hari kemudian sekutu berhasil menyuasai seluruh Saipan. Setelah Saipan sekutu berhasil merebut Pulau Tinian dari Jepang. Setelah Tinian sekutu beralih ke Guam. Disitu tentara Jepang dipimpin oleh Jenderal Obata. Setelah tiga minggu sekutu berhasil merebut Guam. Semua tentara Jepang termaksud Obata tewas atau bunuh diri. Jepang pun akhirnya menyerah pada tanggal 4 September 1945. Setalah semuanya dikuasai sekutu, daerah Jepang sendiri tidak lagi mampunyai perlindungan udara yang cukup. Lalu dengan pesawat B-29, Amerika membom Tokyo, Nagoya, Kobe, Osaka, Yokohama, dan Kawasaki. Hampir seluruh pabrik hancur. Moril penduduk  Jepang pun merosot sehingga susah sekali memperoleh buruh untuk meneruskan produksi di beberapa pabrik yang masih ada. Lalu yang terakhir Ameika menggunakan pesawat B-29 membom Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom yang sangat dasyat hingga lebih dari 100.000 tewas dan 150.000 orang terluka. Karena ini Jepang menyerah tanpa syarat pada 14 Agustus 1945.
Bab 16
Iwo Jima, Gibraltar di Pasifik
Setelah merebut Saipan, sekutu akan menyerang Jepang, yaitu Pulau Iwo Jima yang menjadi “pintu gerbang” masuk ke Tokyo dan letaknya 600 mil dari Tokyo. Pendaratan di Iwo dilakukan pada bulan Februari 1945. Sekutu mendaratkan 60.000 marinir di pantai Iwo. Sekutu dipimpin oleh Laksamana Spruance dan Laksamana Mitscher. Di Iwo terdapat Gunung Suribachi yang dibangun benteng-benteng diluar dan didalam tanah. Pasukan Jepang dipimpin oleh Jenderal Kuribayashi. Ternyata, strategi Kuribayashi ampuh dan berhasil bertahan dari serangan pembom sekutu. Kuribashi menggunakan strategi dengan menyuruh seluruh tentaranya mengumpat dalam benteng-benteng tersebut. Dengan menggunakan mortir, Jepang dapat bertahan dari serangan sekutu. Sedangkan tentara sekutu menggunakan senjata flamethrower dan menggunakan tank bulldozer. Perang berlangsung selama 1 bulan, dan pada tanggal 16 Maret 1945, sekutu dapat menghancurkan pertahanan Jepang. Sekutu pun berhasil merebut Iwo dari tangan Kuribayashi. Dalam peperangan ini, sebanyak 22.500 tentara sekutu tewas.
Bab 17
Kamikaze Menubruk, Yamato Berjibaku
Setelah Pulau Iwojima, sekarang sekutu akan menyerang Pulau Okinawa, Jepang. Sebelum Pulau Okinawa, sekutu merebut Pulau Karama yang terletak tidak jauh dari Pulau Okinawa. Lalu Pulau tersebut dijadikan pangkalan oleh sekutu. Lalu sekutu merebut Pulau Kaise yang berdekatkan dengan Pulau Karama. Pada tanggal 1 April 1945, sebanyak 182.000 tentara sekutu mendarat di pantai Okinawa. Pada malam pertama, sekutu berhasil menyuasai suatu pangkalan di pantai sepanjang 14 km. Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jenderal Mitsuru Ushijima membiarkan pantai dikuasai sekutu dan mengadakan pertahanan di pedalaman Okinawa. Lalu kapal induk Jepang Yamato dan Yahagi, mendarat di Okinawa yang dipimpin oleh Laksamana Seiichi Ito. Sejak lepasnya Filipina dari tangan Jepang, hubungan Jepang dengan Indonesia terputus dan membuat Jepang kekurangan minyak. Sekutu dengan pesawat torpedo menemukan kapal induk Yamato dan Yahagi, semua pesawat menyerang mereka. Setelah Yahagi menerima 12 bom dari pesawat pembom sekutu akhirnya tenggelam. Kemudian Yamato juga tenggelam dan 2.500 anak buah kapal bersama Ito ikut tenggelam. Jepang membalas dengan melakukan penyerangan terhadap kapal induk Task Foce 58 dan armada sekutu dengan cara kamikaze. Sebanyak 1900 buah kamikaze dilakukan dan kurang lebih 80 kapal perang Inggris-Amerika tenggelam 368 kapal perang rusak. Saat masih dalam peperangan Presiden Franklin D. Roosevelt meninggal. Akhirnya sekutu dapat merebut Pulau Okinawa. Sekitar 100.000 tentara Jepang tewas atau bunuh diri termasuk Laksamana Ushijima yang bunuh diri dan hanya 7.400 tentara Jepang yang menyerah. Sebanyak 7.600 tentara Amerika mati. Lalu pangkalan udara Jepang di Okinawa dirbut oleh Sekutu.
Bab 18
Tipu Muslihat di Burma
Pada tahun 1885, Burma dijajah inggris untuk kepentingan ekonomi. Lalu Burma diserbu Jepang, saat pertahanan Inggris di sana tidak cukup. Inggris menduga Jepang akan menyerang lewat utara, tetapi sebaliknya Jepang menyerang Burma dari arah selatan yang dimana pertahanan Inggris tidak siap. Karena rakyat Burma tidak menyukai Inggris maka mereka membantu Jepang untuk mengusir Inggris. Tetapi Inggris dibantu oleh sekutunya yaitu Tiongkok. Tiongkok yang dipimpin oleh Jenderal Tay An Lan, mengirim 81.000 pasukan untuk pergi ke Burma. Jepang pun dengan bantuan rakyat Burma sendiri akhirnya berhasil mengusir Inggris. Jepang yang seperti di Indonesia yang akan memberikan kemedekaan palsu ternyata ditipu oleh rakyat Burma sendiri. Ternyata terdapat golongan secret service yang dipimpin oleh U Nu (perdana menteri Burma saat itu) yang sangat benci terhadap Jepang. Burma pun akhirnya bisa lepas dari Jepang. Pada tahun 1945, Inggris kembali lagi datang dan menjajah Burma. Sekarang Inggris ingin menipu Burma dengan berpura-pura ingin bekerja sama dengan Burma. Tetapi dengan kecerdasan Aung San dan kelompoknya, mereka menyetahui tujuan Inggris sebenarnya dan memutarbalikan keadaan. Mereka berhasil menipu Inggris dengan berpura-pura bekerja sama dengan Inggris. Lalu Aung San dengan rakyat Burma melakakukan perang gerilya terhadap Inggris. Lalu pada tanggal 26 Januari 1947, perjanjian dilakukan antara Burma yang dipimpin oleh Aung San dengan Inggris yang dipimpin oleh Attlee yang dilaksanakan di London, Inggris. Aung San balik ke Burma dan pada tanggal 4 Januari 1948, Burma merdeka menjadi Negara republik yang sekarang dikenal sebagai Myanmar.

Bab 19
Awal dan Akhir Perang
Sebelum Jepang menyerang Pearl Harbor, pada tanggal 7 Juli 1937, Jepang menyerang Tiongkok. Tiongkok yang dipimpin oleh PM Pangeran Fumimaro Konoye tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerah. Tetapi Amerika yang tentu mengingat kepentingan dirinya sendiri, akan rugi kalu Jepang sampai berkuasa di seluruh Tiongkot. Amerika melakukan tindakan diplomatic dengan konferensi Brussel untuk mengakhiri perang di Tiongkok, tetapi Jepang tidak mau hadir. Lalu terjadi kesalah pahaman yaitu Jepang menembaki kapal Amerika hingga tenggelam, tetapi Amerika tidak menjadi panas dan menerima ganti rugi Jepang dengan baik. Amerika ingin melawan Jerman, maka Amerika akan melawan Jepang yang menjadi sekutu Jerman. Amerika membuat kesalahan yaitu dengan membuat undang-undang imigrasinya dari tahun 1924 yang menutup pintu serapat-rapatnya bagi imigrasi orang Jepang, tapi orang yang berkulit putih boleh masuk. Tindakan diskriminasi ini tentu melukai hati orang Jepang. Ini yang menjadi permulaan ketidaksukaan Jepang terhadap Amerika. Saat Jerman ingin melawan Russia, Jerman membutuhkan pertolongan Jepang dari arah Tenggara, tetapi Jepang menolak karena Jepang ingin memusatkan pada daerah Asia Tenggara. Lalu pada tanggal 8 Desember 1941, Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Yamamoto menyerang Pearl Harbor dengan 353 pesawat pembom dan menghancurkan Pearl Harbor tanpa disadari oleh Amerika. Karena tentara Laksamana Yamamoto menyerang dengan membututi pasukan Amerika tanpa diketahui. Pada hari itu juga Perang Pasifik telah pecah.
Pada tanggal 5 Agustus 1945, Amerika dengan menggunakan pesawat B-29 mengangkut bom atom lebih berat dari 100 ton membom Hiroshima. Sekitar 80.000 penduduk Hiroshima tewas. Tiga hari kemudian giliran Nagasaki yang dibom oleh pesawat B-29. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Pada tanggal 2 September 1945, seluruh wakil-wakil Negara yang terlibat dalam Perang Pasifik berkumpul. Semua delegasi termasuk Jepang mentandatangani perjanjian perdamaian. Pada saat itu Jepang yang diwakili Jenderal Yoshijiro Umezo menyapu matanya yang berlinang dan Perang Pasifik telah berakhir.
C.     KOMENTAR
Buku Perang Pasifik ini menggambarkan bagaimana awal mula terjadinya perang di kawasan pasifik merupakan perang laut modern yang melibatkan secara intensif penggunaan pesawat udara,kapal selam,dan pendaratan amfibi yang berperan besar menentukan kemenangan,dimana pertempuran laut klasik antara kapal perang melawan kapal perang semakin jarang terjadi,perang pasifik menyadarkan banyak kalangan ahli militer laut yang sebelumnya tidak percaya hanya dengan pesawat udara saja sanggup menghancurkan kapal perang, peristiwa Pearl Harbor sendiri menjadi bukti kuat karena di sini-lah Jepang mendemonstrasikan bagaimana 360 pesawat terbang Jepang jenis pembom dan pemburu secara mendadak dapat menenggelamkan dan merusakkan delapan kapal tempur Angkatan Laut Amerika. Hal pahit serupa dialami oleh Angkatan Laut Inggris dimana pada tanggal 10 Desember 1941 kapal tempur Prince of Wales dan kapal penjelajah-tempur Repulse ditenggelamkan oleh sekitar 50 pesawat pengebom Jepang.  Pada buku ini disebutkan Wiiliam Mitchell-lah yang pada tahun 1919 meramalkan bahwa kapal tempur bisa ditenggelamkan oleh serangan udara saja, tetapi pendapatnya saat itu tidak dipercaya kalangan petinggi tentara dan maritim bahkan menjadi bahan tertawaan.
Ditulis dengan bahasa yang mudah dicerna dan tidak membosankan menjadikan buku yang sudah ditulis puluhan tahun lalu ini tetap enak dibaca ditambah dengan ilustrasi peta pergerakan militer dan photo-photo dari kedua pihak yang bertempur. Beberapa peristiwa penting pada Perang Pasifik yang diceritakan pada buku ini telah diangkat ke layar lebar seperti peristiwa Pearl Harbor (Pearl Harbor, 2001), Pertempuran Iwo Jima dimana kecerdasan dan kegigihan komandan pasukan Jepang Jenderal Tadamichi Kuribayashi menimbulkan kekaguman bahkan di kalangan Amerika yang menjadi musuh utamanya (Flags of Our Father, 2006) hingga tenggelamnya kapal induk Yamato (Yamato, 2005). Tak mau ketinggalan beberapa permainan komputer/konsol yang saya ingat ada juga yang menggunakan latar peristiwa pada Perang Pasifik seperti Medal of Honor: Pacific Assault (2004), Deadly Dozen: Pacific Theater (2002) dan Battlefield 1943 (2009).

Selasa, 10 April 2018

Librarian Success Profile


Librarian Success Profile

Pustakawan , mungkin banyak di antara kita belum mengerti bahkan belum jelas siapa itu pustakawan apa kerja nya dan tanggung jawabnya atau kita hanya menganggap pustakawan itu orang yang kerjanya melayani kita saja di perpustakaan ,emang betul tugas pustakawan adalah untuk melayani pemustaka dalam pencarian informasi di perpustakaan tapi kita juga harus tau juga bahwa untuk menjadi seorang pustakawan harus melalui pendidikan yang tinggi juga dan ilmu perpustakaan juga ada dari D3,S1,S2 bahkan sampai S3 jadi kesimpulannya ilmu perpustakaan itu sama dengan ilmu atau jurusan lainnya yang jenjang pendidikannya jelas dan terstruktur , dalam tulisan ini penulis akan mengangkat profil salah satu pustakawan yang cukup sukses menurut penulis karena memulai kuliah dari tingkat D3 dan menyambung ke S1 dengan universitas yang berbeda.
Pada tulisan ini akan mengangkat seorang pustakawan yang bernama Ahmad Elzuhri, S.Sos,saya memanggilnya uda ahmad karena berasal dari kota Padang ,uda Ahmad ini   sekarang bekerja di Perpustakaan Fakultas Teknologi Industri Kampus III Universitas Bung Hatta Padang, dalam hal pendidikan uda Ahmad menempuh pendidikan D3,Jurusan Ilmu Informasi Perpustakaan dan kearsipan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang tahun 2008 – 2011 dan melanjutkan studi S1  Ilmu Informasi Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan tahun 2011 – 2013. Kalau pengalaman Uda Ahmad mempunyai pengalaman sebagai pustakawan berawal dari bekerja di Universitas Bung Hatta tahun 2014. Pertama kali sebagai pustakawan yang di tempatkan di pelayanan skripsi dan tugas akhir. Berikut nya, juga pernah di bagian pengolahan buku, mulai dari pengatalogan, menentukan No. Klas DDC sampai nantinya buku tersebut dapat dilayankan kepada Pemustaka mahasiswa Universitas Bung Hatta. Selama uda Ahmad mejadi pustakawan Pengalaman lucu, sebenarnya banyak, tapi ada satu hal yaitu di bagian posisi yang sekarang, bagian pelayanan di perpustakaan Fakultas Teknologi Industri, ada seorang mahasiswa yang berkunjung ke peprustakaan tanpa sepengetahuan uda Ahmad  atau meminta izin untuk memasuki ruangan dan keluar atau meninggalkan ruangan perpustakaan juga tidak sepengetahuan saya, padahal dalam peraturan nya setiap kali mahasiswa yang akan masuk kedalam ruangan perpustakaan pemustaka mahasiswa di wajibkan mengimputkan Nomor Induk Mahasiswa nya pada Komputer kunjungan yang artinya pemustaka sudah berkunjung ke perpustakaan dan berhak untuk membaca dan meminjam koleksi di perpustakaan.
 Menurut uda Ahmad Pekerjaan sebagai seorang pustakaawan tidak lah sulit apabila kita ada ilmu dan mengerjakannya dengan senang dan iklas, sedikit menjabarkan  deskirpis pekerjaan seorang pustakawan adalah melayani pemustaka mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, pengolahan buku yang di atas sudah dijabarkan tadi mulai dari pengatalokgan sampai buku tersebut dapat di layankan ke pemustaka,sebagai pustakawan uda Ahmad bertangunggung jawab untuk memberikan pelayan yang prima kepada pemustaka dan menjawab pertanyaan dari pemustaka tentang buku yang di butuhkan utnuk menunjang kegiatan perkuliahannya.
Dalam setiap apa pun kegiatan kita dan pekerjaan kita hendaklah kita bertanggung jawab dalam mengerjakannya dalam hal ini penguasaan materi secara teori dan praktek harus kita kuasai secara benar sehingga pekerjaan kita bisa berjalan sebaik mungkin begitu juga halnya dengan pustakawan , seorang pustakawan hendaknya menguasai segala lini tentang perpustakaan supaya kinerja pustakawan bisa berjalan professional untuk kepuasan pemustaka ,motivasi diri dari uda Ahmad yaitu untuk membantu mengembangkan diri dan membantu pemustaka untuk menemukan informasi. Sekian tulisan tentang profil pustakawan sukses , marilah kita memahami dan mengambil hal baik dari perjalan serta pengalaman tentang pustakwan ,terima kasih.






Minggu, 08 April 2018

Radikalisme agama dalam prespektif Al`Quran


Radikalisme agama dalam prespektif Al`Quran



Abstract
In the name of religion, then the radicalism be legitimised in a variety of actions. Starting from the disbelieve people who do not agree to do the killing of enemies who do not trust her radicalism is familiar or flow of radical in politics and understand the flow or want a change or renewal with the way the social and political violence or drastic or extreme attitudes in the political formula of flow issues raised here is how the view or perspective Quran against Radicalism as well as how the attitude of Muslims toward radicalism religion itself is essentially a religion teaches human peace and solidarity with each other, respect each other's respect, build solidarity both within the same faith or religion outside the religion adhered. But in our everyday life, not least finding violence by someone who embraced a religion, both to the same faith as well as to those others who adhere to a different religion. the Qur'an is the book of universal, then the texts must be understood holistically-comprehensive and not taken in bits and pieces atomistic interpretation. Therefore, understanding approach is offered by way of intercultural munasabah verse, another approach has to offer is by looking at the historical background of asbab nuzul against the decline of certain passages.
Keywords: Radicalism, Religion, Quran Prespective, Politics




Abstrak
Atas nama agama, kemudian radikalisme diabsahkan dalam berbagai tindakan. Mulai dari mengkafirkan orang-orang yang tak sepaham sampai melakukan pembunuhan terhadap musuh yang tidak seideologi dengannya radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik dan paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis atau sikap ekstrem dalam aliran politik Rumusan masalah yang diangkat disini adalah bagaimana pandangan atau prespektif Al Quran terhadap Radikalisme serta bagaimana sikap umat muslim terhadap radikalisme agama itu sendiri Pada dasarnya agama mengajarkan kepada manusia kedamaian dan kesetiakawanan satu sama lain, saling hormat menghormati, membangun kesetiakawanan baik dalam seagama maupun penganut agama di luar agama yang dianutnya.Namun dalam keseharian kita, tidak sedikit menemukan kekerasan oleh seseorang yang menganut suatu agama, baik terhadap seagama maupun kepada orang yang lain yang menganut agama yang berbeda. al-Qur’an merupakan kitab universal, maka ayat-ayatnya harus dipahami secara holistik-komprehensif dan tidak diambil secara sepotong-sepotong atomistik. Oleh sebab itu, ditawarkan pendekatan pemahaman dengan cara munasabah antar ayat, pendekatan lain yang ditawarkan adalah dengan melihat latar belakang kesejarahan asbab nuzul terhadap turunnya ayat-ayat tertentu.
Kata Kunci : Radikalisme,Agama,Prespektif Al’Quran,Politik





A.    Latar Belakang
Radikalisme suatu pembahasan yang selalu menarik untuk di angkat apalagi di masukan unsur agama di dalamnya sejak kejadian Serangan sebelas September  adalah serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. pada 11 September 2001. Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan Islam, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City kejadian ini awal terjadinya perang terhadap radikalisme agama khusus nya islam yang di pelopori oleh Amerika Serikat tapi perlu diketahui bahwa Sejarah kekerasan dan radikalisme sering kali membawa nama agama. Hal ini dapat dipahami karena agama memiliki kekuatan yang dahsyat, yang melebihi kekuatan politik, sosial, dan budaya. Agama bahkan bisa diangkat sampai pada tingkat supranatural.
Atas nama agama, kemudian radikalisme diabsahkan dalam berbagai tindakan. Mulai dari mengkafirkan orang-orang yang tak sepaham sampai melakukan pembunuhan terhadap musuh yang tidak seideologi dengannya.dalam [1]kamus besar bahasa Indonesia radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik dan paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis atau sikap ekstrem dalam aliran politik disini penulis juga ingin mengangkat definisi radikalisme menurut [2]Adeed Dawisha dalam bukunya The Arab radicals mendefinisikan radikalisme sebagai sikap jiwa yang membawa kepada tindakan-tindakan yang bertujuan melemahkan dan mengubah tatanan politik mapan dan menggantikannya dengan sistem baru. lebih lanjut, istilah radikal mengacu kepada gagasan dan tindakan kelompok yang bergerak untuk menumbangkan tatanan politik mapan yakni negara-negara atau rejim-rejim yang bertujuan melemahkan otoritas  politik dan legitimasi negara-negara dan rejim-rejim lain.jadi radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan pergantian terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya, jika perlu dilakukan dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Atau menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat dan secara teoritis [3]radikalisme tidak identik dengan kekerasan, termasuk penyandingannya dengan kelompok agama tertentu.
Fenomena radikalisme agama bukanlah fenomena yang lahir saat ini saja. Radikalisme agama telah lahir sejak abad 16-19 M, di mana perebutan hegemoni agama antara Islam versus Kristen sangat kentara di sana. Fenomena radikalisme agama juga bukan hanya milik Islam, maupun Kristen, tetapi juga dalam Hindu dan Yahudi, Kaum radikal dalam beragama bisa jadi memang memiliki pandangan hidupnya sendiri, yang barangkali berbeda dengan lainnya. Dengan cara pandang sendiri, mereka tidak jarang melihat gejala sosial yang terjadi sesuai dengan cara pandangnya, jika tidak sesuai maka akan sangat mungkin ditolak, bahkan dilawan. Perlawanan inilah yang kadang menjadi bentuk riil dari kaum radikal.
Kaum radikal melawan siapa saja yang dianggap berada di luar, atau berbeda dengan pandangan hidupnya. Pandangan dan gaya hidup yang tidak sama dengan kelompoknya akan dengan mudah dianggap sebagai musuh paling nyata, sehingga tidak segan-segan untuk dimusnahkan. Dari sini kemudian berkembanglah cara pandang yang sangat intoleran, tertutup dan memutlakkan apa yang menjadi pandangannya.
1.      Rumusan masalah
Rumusan masalah yang penulis ingin diangkat disini adalah bagaimana pandangan atau prespektif Al Quran terhadap Radikalisme serta bagaimana sikap umat muslim terhadap radikalisme agama itu sendiri.
B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian radikalisme
Secara etimologis, radikalisme berasal dari kata radix, yang berarti akar.Seorang radikal adalah seseorang yang menginginkan perubahan terhadap situasi yang ada dengan menjebol sampai keakar-akarnya. A radical is a person who favors rapid and sweeping changes in laws of goverments. Seorang radikal adalah seorang yang menyukai perubahan-perubahan secara cepat dan mendasar dalam hukum dan metode-metode pemerintahan. Jadi radikalisme dapat dipahami sebagai suatu sikap yang mendambakan perubahan dari status quo dengan jalan menghancurkan status quo secara total, dan dengan menggantinya dengan suatu yang baru sama sekali berbeda. Biasanya cara yang digunakan adalah revolusioner artinya menjugkir balikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violenceri) dan aksi-aksi ekstrim[4].
Secara sosilogis bisa diterangkan bahwa radikalisme kerap kali muncul bila terjadi banyak kontradiksi dalam orde sosial yang ada. Bila masyarakat yang mengalami anatomi atau kesenjangan antara nilai-nilai dengan pengalaman, dan para masyarakat tidak mempunyai daya lagi untuk mengatasi kesenjangan itu, maka radikalisme dapat muncul ke dalam permukaan. Dengan kata lain akan timbul proses radikalisme dalam lapisan-lapisan masyarakat, terutama di kalangan anak muda.
2.      Latar Belakang Munculnya Radikalisme Agama
Kiranya bukanlah sebuah organisasi kalau dikatakan bahwa radikalisme agama sama dengan radikalisme social, hanya dapat dipahami dalam kontek sosial tertentu.Apakah dengan motivasi atau lebih tepat dengan kerangka pengertian simbolik bahasa agama, atau dengan motivasi pembebasan politik atau misalnya kepercayaan akan datangnya ratu adil, sekelompok orang akan menjadi radikal dan ekstrem sebagai reaksi atas sebuah situasi dan dalam sebuah konteks. Oleh karena itu, sebuah penelitian tentang radikalisme agama sudah tentu memerlukan pengetahuan sejarah, khususnya sejarah agama yang bersangkutan.[5]
Jika kita hubungkan dengan fakta sejarah memang dapat dijumpai adanya kelompok-kelompok dalam Islam yang berpandangan Fundamentalisme (radikalisme),walaupun tidak sepenuhnya muncul sebagai reaksi terhadap modernisasi, melainkan juga karena latar belakang politik, teologi dan lain sebagainya. Dalam bidang teologi misalnya kita jumpai Khawarij, kelompok ini muncul sebagai reaksi terhadap sikap khalifah Ali Bin Abi Thalib dan Muawiyah serta para pendukungnya dari tokoh yang bertikai ini mengambil jalan penyelesaian dengan cara arbitrase (damai) yang berakhir dengan kemenangan dari pihak Muawiyah. Kelompok ini kemudian menuduh orangorang yang terlibat dalam arbitrase sebagai kafir.[6]
Kecenderungan untuk menafsirkan teks-teks keagamaan secara rigit dan literalis seperti dilakukan oleh kaum fundamentalis Protesten, ternyata ditemukan juga dikalangan penganut agama-agama lain di abad ke dua puluh ini. Karena itu tidaklah mengherankan jika para sarjana orientalis dan islamis Barat kemudian menyebut kecenderungan serupa di kalangan masyarakat muslim sebagai "Fundamentalis Islam". Disamping dihubungkan dengan Islam, istilah fundamentalisme juga dihubungkan dengan agama-agama bukan Krestan yang lain, sehingga muncul istilah kaum "Fundamentalis Sikhs", dan sebagainya.
Tetapi berbeda dengan kaum fundamentalisme Protestan yang memang menyebutkan dirinya fundamentalis, kelompok-kelompok dengan kecenderungan serupa di dalam agama-agama lain malah menolak disebut sebagai kaum fundamentalis. Kelompok-kelompok seperti itu, di Timur Tengah, lebih suka menyebut diri mereka dengan istilah-istilah seperti Ushuliyah Islamiyah (asas-asas Islam), Ba'ats Islam (Kebangkitan Islam) atau Harakah Islam (gerakan Islam), sementara kelompok-kelompok yang kurang menyukai mereka menyebutnya Muta'asshibin (kelompok fanatik) juga Muthathrrifin (kelompok radikal/ekstrim).[7]Dari gambaran-gambaran di atas tampaknya ada  empat faktor yang menyebabkan lahirnya kaum fundamentalis atau radikalis:
a.       Faktor modernisasi yang dapat dirasakan dapat menggeser nilainilai agama dan pelaksanaanya dalam agama.
b.      Pandangan dan sikap politik yang tidak sejalan dengan sikap dan politik yang dianut penguasa.
c.       Ketidakpuasan mereka terhadap kondisi sosial, ekonomi, politik dan sebagainya yang berlangsung di Indonesia.
d.       Sifat dan karakter dari ajaran Islam yang dianutnya cenderung bersifat rigid (kaku)
Dari faktor tersebut maka latar belakang radikalisme lahir dan berkembang karena rasa tidak puas dan rasa keadalilan maka muncul nya rasa ketidak adilan tersebut dan telah memuncak maka terjadianya penolakan dan ingin nya perubahan kearah yang lebik baik tapi secara radikal dan keras  demi mencapai tujuan tersebut hal itu yang membuat terjadinya konflik.
3.      Faktor-faktor radikalisme
Banyaknya gerakan-gerakan radikalisme keagamaan yang akhir-akhir ini muncul ini karena adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab. Antara lain:
a.       Faktor pemikiran
Merebaknya dua trend paham yang ada dalam masyarakat Islam, yang pertama menganggap  bahwa agama merupakan penyebab kemunduran ummat Islam. sehingga jika ummat ingin unggul dalam mengejar ketertinggalannya maka ia harus melepaskan baju agama yang ia miliki saat ini. pemikiran ini merupakan produk sekularisme yang secara filosofi anti terhadap agama.sedang pemikiran yang kedua adalah mereflesikan penentangannya terhadap alam relaitas yang dianggapnya sudah tidak dapat ditolerir lagi, dunia saat ini dipandanganya tidak lagi akan mendatangkan keberkahan dari Allah swt, penuh dengan kenistaan, sehingga satu-satunya jalan selamat hanyalah kembali kepada agama. Namun jalan menuju kepada agama itu dilakukan dengan cara-cara yang sempit, keras, kaku dan memusuhi segala hal yang berbau modernitas.pemikiran ini merupakan anak kandung dari pada paham fundamentalisme.Kedua corak pemikiran inilah yang jika tumbuh subur dimasyarakat akan melahirkan tindakan-tindakan yang kontra produkti bagi bangsa bahkan agama yang dianutnya. Kedua trend pemikiran yang satunya menolak agama dan yang kedua mengajak kepada paham agama yang keras, justru akan melahirkan reaksi yang bertentangan dengan misi diciptakannya manusia olehAllah swt di semesta ini sebagai mahluk yang seharusnya mendatangkan kemakmuran dunia.
b.      Faktor ekonomi
Gilliam Nock pengarang buku 'perwajahan dunia barumengatakan terorisme yang belakangan ini marak muncul merupakan reaksi dari kesenjangan ekonomi yang terjadi didunial iberalisme ekonomi yang mengakibatkan perputaran modal hanya bergulir dan dirasakan bagi yang kaya saja, mengakibatkan jurang yang sangat tajam kepada yang miskin.jika pola ekonomi seperti itu terus berlangsung pada tingkat global, maka yang terjadi reaksinya adalah terorisme internasional. Namun jika pola ekonomi seperti ini diterapkan pada tingkat Negara tertentu, maka akan memicu tindakan terorisme nasional.Karena boleh jadi problem kemiskinan, pengangguran dan keterjepitan ekonomi dapat mengubah pola pikir seseorang dari yang sebelumnya baik, menjadi orang yang sangat kejam dan dapat melakukan apa saja, termasuk melakukan terror.
c.       Faktor politik
Stabilitas politik yang di imbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan bagi rakyat adalah cita-cita semua Negara. Kehadiran para pemimpin yang adil, berpihak pada rakyat, tidak semata hobi bertengkar dan menjamin kebebasan dan hak-hak rakyat, tentu akan melahirkan kebanggaan dari ada anak negeri untuk selalu membela dan memperjuangkan negaranya. Mereka akan sayang dan menjaga kehormatan negaranya baik dari dalam maupun dar luar.namun sebaliknya jika politik yang dijalankan adalah politik kotor, politik yang hanya berpihak pada pemilik modal, kekuatan-kekuatan asing, bahkan politik pembodohan rakyat, maka kondisi ini lambat laun akan melahirkan tindakan skeptis masyarakat. Akan mudah muncul kelompok-kelompok atas nama yang berbeda baik politik, agama ataupun sosial yang mudah saling menghancurkan satu sama lainnya.
d.      Faktor sosial
Diantara faktor munculnya pemahaman yang menyimpang adalah adanya kondisi konflik yang sering terjadi di dalam masyarakat. banyaknya perkara-perkara yang menyedot perhatian massa yang berhujung pada tindakan-tindakan anarkis, pada akhirnya melahirkan antipati sekelompok orang untuk bersikap bercerai dengan masyarakat. ada awalnya sikap berpisah dengan masyarakat ini diniatkan untuk menghindari kekacauan yang terjai. Namun lama kelamaan sikap ini berubah menjadi sikap antipati dan memusuhi masyarakat itu sendiri. jika sekolompok orang ini berkumpul menjadi satu atau sengaja dikumpulkan, maka akan sangat mudah dimanaatkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
e.       Faktor pendidikan
Sekalipun pendidikan bukanlah faktor langsung yang dapat menyebabkan munculnya gerakan terorisme, akan tetapi dampak yang dihasilkan dari suatu pendidikan yang keliru juga sangat berbahaya. pendidikan agama khususnya yang harus lebih diperhatikan. Ajaran agama yang mengajarkan toleransi, kesantunan,keramahan,membenci pengerusakan, dan menganjurkan persatuan tidak sering didengungkan. Dan retorika pendidikan yang disuguhkan kepada ummat lebih sering bernada mengejek daripada mengajak, lebih sering memukul daripada merangkul, lebih sering menghardik daripada mendidik. maka lahirnya generasi umat yang merasa dirinya dan kelompoknyalah yang paling benar sementara yang lain salah maka harus diperangi, adalah akibat dari sistem pendidikan kita yang salah. sekolah-sekolah agama dipaksa untuk memasukkan kurikulum-kurikulum umum, sementara sekolah umum alergi memasukan kurikulum agama.
Dari faktor-faktor tersebut maka radikalisme dapat di jelaskan bahwa ketidakadilanlah yang membuat seseorang atau kelompok berubah menjadi radikal maka keadilan dan pemerataan suatu alat yang bisa membangun persatuan dan menjauhi seseorang maupun kelompok untuk berfikir dan bertindak radikal.
4.      Akar Radikalisme dalam Islam.
Di suatu subuh, 14 Ramadan 40 H, tiga orang militan yang merencanakan pembunuhan terhadap tiga orang tokoh penting kaum muslim di Mekah ketika itu, berusaha mencari saat yang tepat untuk melakukan pembunuhan. Mereka adalah Amr bin Bakr, al-Barak bin Abdullah, dan Abdurrahman bin Muljam yang semuanya merupakan anggota dari kaum Khawarij, kelompok yang keluar dan memisahkan diri dari mainstream muslim, yang tidak puas dengan kepemimpinan umat ketika itu. Mereka pada awalnya adalah pengikut dari salah seorang dari tiga pemimpin yang sedang mereka rencanakan pembunuhannya itu, yakni Ali bin Abi Thalib, khalifah yang sah pada saat itu, tetapi mereka tidak setuju pada kesediaan sang khalifah untuk menerima tahkim (arbritase) antara sang khalifah dengan musuhnya, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, melalui orang yang ditunjuknya, yakni Amr bin Ash. Mereka juga menilai Mu’awiyah sebagai pemberontak terhadap kepemimpinan yang sah sehingga ia pun harus diperangi.[8]
Mereka menggunakan argumentasi al-Qur’an bahwa la hukma illa Allah (tidak ada hukum kecuali hukum Allah) yang dielaborasi dari Q.S. al-Ma’idah 5: 44. Karena tidak ditaatinya hukum Allah itu, maka terjadi chaos (fitnah) sehingga memunculkan dualisme pemerintahan di tengah kaum muslim. Dan, karena tidak mau mengikuti hukum Allah, sang khalifah pun dituduh kafir, sebagaimana juga Mu’awiyah dan ‘Amr bin ‘Ash. Maka, selain khalifah, mereka pun mengirimkan orang untuk membunuh Mu’awiyah dan ‘Amr bin ‘Ash. Pada akhirnya mereka gagal membunuh Mu’awiyah dan Amr bin ‘Ash, dan hanya berhasil membunuh Ali bin Abi Thalib ketika sedang Shalat Subuh di masjid. Dua sampai tiga hari sang khalifah masih bisa bertahan hidup sebelum akhirnya wafat. Sebelum menghembuskan nafas, dia sempat memberikan wasiat kepada kedua anaknya, Hasan dan Husain, yang isinya antara lain bahwa “orang-orang (Khawarij) ini masih akan terus dilahirkan dari tulang-tulang sulbi ayah mereka.Gerakan kaum Khawarij yang muncul di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib dengan prinsip-prinsipnya yang radikal inilah kemudian yang sering dijadikan contoh gerakan fundamentalisme klasik dalam sejarah Islam dan juga menandai terbentuknya gejala takfirisme (takfiriyah) dalam Islam. Suatu doktrin yang mengkafirkan sesama muslim yang berbeda dengan mereka, bahkan sampai menghalalkan darahnya.
Lebih jauh dari itu, mereka juga mengembangkan doktrin khusus elaboratif tentang takfir yang cukup berdasar pemahaman mereka terhadap teks-teks keagamaan al-Qur’an dan hadis dan pemikiran kaum salaf. doktrin takfirisme ini tidak hanya terbatas pada tataran wacana, tetapi juga dikaitkan dengan anggapan bahwa yang bersangkutan dipandang telah keluar dari agama murtad sehingga boleh dimusnahkan di dunia, dan di akhirat mereka dianggap celaka sebagai akibat dari perbuatan kufur tersebut.dari rekaman sejarah tersebut dapat dilihat bahwa fundamentalisme Islam lebih banyak menekankan, atau setidaknya membenarkan, penggunaan radikalisme atas nama agama. Islam dianggap mengajarkan para pemeluknya yang fanatik untuk melakukan tindakan kekerasan tersebut sebagai manifestasi dari keimanan. Pandangan teologis radikal tersebut diikuti oleh sikap politik yang ekstrem dan radikal pula sehingga menganggap orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka dianggap kafir dan boleh dibunuh. Bahkan, mereka kemudian membagi wilayah menjadi dua, yaitu wilayah dar al-Islam yang harus dilindungi dan wilayah dar al-kuffar yang harus diperangi dan dihancurkan.
Pada masa pra-modern, gerakan fundamentalisme radikal muncul pada abad 12 H di Semenanjung Arabia di bawah pimpinan Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab (1703-1792) yang kemudian dikenal sebagai gerakan Wahabi. Inilah yang kemudian membentuk Salafisme awal, dengan Ibnu Taimiyah sebagai tokoh utamanya. Meski mereka mengklaim mengikuti kaum Salaf, figur-figur terkemuka dari generasi awal Islam hingga abad kedua hijriah, tetapi pada praktiknya Salafisme cenderung mengikuti Mazhab Hanbali yang cenderung ketat dan literal.
Dari paparan historis di atas, dapat dikatakan bahwa radikalisme dan fundamentalisme Islam, sebagaimana juga fundamentalisme dalam agama lain, memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan kelompok lain.
a.       Skripturalisme, yaitu pemahaman harfiah dan tektualis atas ayat-ayat al-Qur’an. Karenanya mereka menolak hermeneutika sebagai cara dalam memahami al-Qur’an.
b.      Penolakan terhadap pluralisme dan relativisme yang dianggap akan merusak kesucian teks.
c.       Penolakan terhadap pendekatan historis dan sosiologis yang dipandang akan membawa manusia melenceng jauh dari doktrin literal kitab suci.
d.      Memonopoli kebenaran atas tafsir agama, di mana mereka menganggap dirinya yang paling berwenang dalam menafsirkan kitab suci dan memandang yang lainnya sebagai kelompok yang sesat.
Ketika teks-teks keagamaan dipahami secara dangkal, maka tidak menutup kemungkinan akan melahirkan paham dan gerakan radikal. Karena itulah, untuk menangkal gerakan radikal, salah satu langkah yang diperlukan adalah pemahaman yang benar dan komprehensif atas teks-teks keagamaan tersebut.
5.      Telaah atas Ayat-ayat Kekerasan dalam al-Qur’an
Ayat-ayat al-Qur’an yang sering kali disalah pahami dan dijadikan dalil bagi tindakan-tindakan radikal adalah ayat-ayat jihad dan ayat-ayat perang. Karena itu, menjadi penting untuk memahami ayat-ayat tersebut sesuai dengan konteks dan maksud pensyariatannya. Berikut ini Penulis akan diuraikan tentang kedua kelompok ayat tersebut.
1.      Ayat-ayat jihad.
Bagi sebagian kelompok, jihad terkadang diartikan perang melawan musuh Islam, sehingga tindakan kekerasan terhadap segala sesuatu yang dianggap musuh Islam, merupakan perbuatan jihad yang mulia. Akibatnya, kata jihad menjadi sesuatu yang mengerikan dan mengakibatkan Islam menjadi tertuduh. Islam dipandang oleh orang di luar Islam dan Barat sebagai agama teroris. Sehingga, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa istilah jihad merupakan salah satu konsepsi Islam yang paling sering disalahpahami, khususnya di kalangan para ahli dan pengamat Barat. Padahal, jika kita telusuri kata jihad dalam al-Qur’an sebagaimana akan dijelaskan dalam paparan berikut berbeda dengan radikalisme dan peperangan. Jihad selain merupakan salah satu inti ajaran Islam, juga tidak bisa disederhanakan dan diindentikkan dengan perang Perang selalu merujuk kepada pertahanan diri dan perlawanan yang bersifat fisik, sementara jihad memiliki makna lebih luas. Di sisi lain, qital sebagai terma keagamaan baru muncul pada periode Madinah, sementara jihad telah menjadi dasar teologis sejak periode Mekah.[9]
Menurut Seyyed Hossein Nasr, dari 36 ayat al-Qur’an yang mengandung (sekitar) 39 kata ja-hada dengan berbagai derivasinya, tidak lebih dari 10 ayat yang terkait dengan perang. Selebihnya kata tersebut merujuk pada segala aktivitas lahir dan batin, serta upaya intens dalam rangka menghadirkan kehendak Allah di muka bumi, yang pada dasarnya merupakan pengembangan nilai-nilai moralitas luhur, dari mulai penegakan keadilan hingga kedamaian dan kesejahteraan umat manusia. Dengan kata lain, jihad adalah kesungguhan hati untuk mengerahkan segala kemampuan untuk membumikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Pada tataran ini, pengabdian (ibadah) yang tulus dan penuh kesungguhan serta hubungan antar sesama manusia yang dilandasi kejujuran dan ketulusan adalah bagian dari jihad.[10]
jihad pada jalan Allah memiliki spektrum yang luas, yang tidak terbatas pada perang melawan musuh-musuh Allah, tetapi juga:
a.       perjuangan untuk melindungi kaum duafa dari kekufuran, kefakiran, kemiskinan dan ketertinggalan.
b.      mendorong kaum muslim untuk mengamalkan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
c.       membangun berbagai sarana dan prasarana dakwah, pendidikan, pusat penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.      membangun kualitas hidup kaum muslim sehingga menjadi umat yang cerdas dalam aspek intelektualitas, emosional, dan spiritualitas.
e.        mendorong umat Islam untuk peduli terhadap pelbagai masalah sosial dan kemanusiaan guna mewujudkan perdamaian bagi seluruh manusia.
f.       menyadarkan umat Islam tentang perlunya menjaga kesehatan secara kuratif, preventif, dan promotif, termasuk kesehatan lingkungan agar mereka menjadi komunitas yang sehat, serta memiliki andil dalam pembangunan kualitas manusia yang unggul
Dalam konteks Indonesia kekinian, misalnya, persoalan umat dan bangsa yang cukup menantang untuk dijadikan lahan jihad adalah masalah korupsi, penjarahan kekayaan negara, kemiskinan dan keterbelakangan, dan isu-isu lain.
2.      Ayat-ayat perang.
Selain ayat-ayat jihad, ayat-ayat yang kerap kali dijadikan dasar pengembangan untuk mengidentifikasi Islam sebagai agama pro-kekerasan dan mendukung aksi terorisme adalah ayat-ayat perang. Karena itu, dalam paparan berikut ini ayat-ayat tersebut akan dikaji sesuai dengan konteks dan maknanya dalam perspektif Al-Qur’an.
Kata qital perang dengan berbagai bentuknya disebut dalam al-Qur’an sebanyak 12 kali. Secara bahasa, qital berasal dari qa-ta-la yang membentuk kata benda, al-qatl yang bermakna melenyapkan ruh dari tubuh seseorang. Adapun menurut Ibnu Manzur, kata qa-ta-la memiliki beberapa makna yaitu
1.      la‘ana (mengutuk)
2.      al-muqa>talah (saling membunuh)
3.       al-muha>rabah (saling membinasakan antara dua orang)
Menurut al-Qur’an, perang merupakan alternatif terakhir dari berbagai pilihan yang harus diupayakan dalam mewujudkan perdamaian yang merupakan pesan esensial al-Qur’an. Ketika perdamaian ini ada yang mengganggu dan tidak dihargai dan ketika kaum muslim dizalimi, maka Allah mengizinkan kaum muslim untuk memeranginya. Ia semacam pintu darurat yang hanya diizinkan dalam kondisi tertentu.Q.S. al-Hajj [22]: 39-40 adalah ayat pertama kali yang turun terkait dengan perintah perang dalam Islam, setelah selama lebih dari sepuluh tahun di Mekah, kaum muslim dianiaya. Sebelum diizinkan untuk berperang, mereka diperintahkan untuk menahan diri (Q.S. an-Nisa’ [4]: 77) dan tetap bersabar dan berteguh hati (Q.S. al-Baqarah [2]: 109; Q.S. al-Ankabut [29]: 59, dan Q.S. an-Nahl [16]: 42). Setelah kaum muslim terusir dari kampung halaman mereka dan orang-orang yang tetap tinggal bahkan mengalami perlakuan yang lebih kejam, barulah Allah mengizinkan mereka untuk berperang.
Akan tetapi, sebagaimana dikemukakan Syalabi, siapa yang mendalami ayat tersebut akan melihat bahwa Islam sebenarnya tidaklah menginginkan peperangan. Ini bisa dilihat dari penggunaan kata kerja pada awal ayat yang menggunakan term mabniy majhul uzina di mana pelaku fa‘il nya yang dalam hal ini Allah disembunyikan. Ini menggambarkan betapa Allah tidak senang dengan peperangan. Secara fitrah, memang manusia cenderung tidak menyukai perang dan kekerasan (Q.S. al-Baqarah [2]: 216). Karenanya, ketika ayat ini turun, ada kaum muslim ada yang belum cukup yakin dengan ayat ini untuk dijadikan alasan untuk melakukan peperangan.
Dari sini, maka hubungan Islam dengan dunia luar dibangun atas dasar perdamaian. Namun, dalam kondisi tertentu, seperti ada pihak yang memerangi Islam dan mengganggu agama, maka perang pun kemudian dibenarkan. Bahkan, perang dalam rangka membela agama bukan hanya dibenarkan oleh Islam. Agama Kristen yang sering digambarkan sebagai agama yang sangat toleran dan penuh kasih juga membolehkan perang dalam situasi manakala dipandang membahayakan diri (Injil Lukas [22]: 35-38, Lukas [12]: 49-52).
Setelah ayat tersebut, kemudian Allah menurunkan ayat yang menegaskan tentang diperbolehkannya perang sebagai penguat ayat di atas, yakni Q.S. al-Baqarah [2]: 190. Pemberian izin perang dalam ayat ini tidaklah mutlak, melainkan bersyarat bahwa peperangan itu dilakukan kepada orang yang memerangi saja dan tidak melampaui batas. Nabi saw. dan para penerusnya, ketika mengirimkan pasukan perang, selalu memberikan intruksi agar tidak menyerang penduduk sipil, yakni kaum wanita, orang tua, dan umat beragama yang sedang beribadah, atau memusnahkan hasil panen dan ternak mereka. Artinya, Islam melihat peperangan lebih sebagai tindakan defensif. Ofensif hanya dipandang legitimate untuk membela kebebasan beragama (Q.S. al-Hajj [22]: 39-41), melawan penyerangan dan membela diri (Q.S. al-Baqarah [2]: 190), membela orang-orang yang tertindas atas penindasan kelompok lain, pengkhianatan terhadap perjanjian, dan penganiayaan (fitnah) sebagaimana dijelaskan ayat-ayat yang lalu dan ayat-ayat ini: Q.S. an-Nisa’ [4]: 75, Q.S. al-Baqarah [2]: 251, Q.S. al-Anfal [8]:55-57, Q.S. al-Anfal [8]: 39, dan Q.S. al-Baqarah [2]:191-193.
Jika Q.S. al-Anfal [8]: 190 berbicara tentang kapan peperangan diizinkan untuk dimulai oleh kaum muslim, maka ayat 193 menjelaskan kapan peperangan harus mereka hentikan serta konsekuensi yang dipikul oleh yang enggan menghentikannya. Ia dapat dimulai saat ada musuh yang menyerang. karena tujuan peperangan adalah menghentikan penganiayaan.
Begitu pentingnya penghentian peperangan dan keinginan al-Qur’an untuk mencipatakan perdamaian, sampai Allah mengingatkan dalam Q.S. al-Anfal [8]: 61. Ketika perang selesai pun, al-Qur’an ataupun hadis memberikan berbagai ketentuan menyangkut perlakuan terhadap tawanan perang dan hubungan baru dengan kaum non-muslim. Perang tentu saja tidak dilihat sebagai alat dalam agama untuk mengubah agama masyarakat lain. Syekh Ali Jumu’ah, Mufti Agung Mesir, menyebutkan enam syarat dan etika perang dalam Islam yang membedakannya dengan terorisme, yakni:
1.      cara dan tujuannya jelas dan mulia.
2.      perang hanya dibolehkan terhadap pasukan yang memerangi, bukan penduduk sipil)
3.      perang harus dihentikan bila pihak lawan telah menyerah dan memilih perdamaian .
4.      melindungi tawanan perang dan memperlakukannya secara manusiawi.
5.       memelihara lingkungan, antara lain tidak membunuh binatang tanpa alasan, membakar pohon, merusak tanaman, mencemari air dan sumur, dan merusak rumah/bangunan;
6.      menjaga hak kebebasan beragama para agamawan dan pendeta dengan tidak melukai mereka.[11]
Dengan demikian, kendati perang qital mendapat legitimasi, ayat-ayat mengenai keharusan kaum muslim untuk berpegang pada etika-moral luhur dan jihad dalam makna luas tetap berlaku. Bahkan, melalui pengaitan qital dengan jihad, umat Islam dituntut untuk tetap berpegang teguh dengan keluhuran akhlak kendati saat melakukan perlawanan yang bersifat fisik.
C.    Kesimpulan
Ekspresi radikalisme beragama memang dirasakan sangat mengerikan. Mulai dari mengkafirkan orang-orang yang tak sepaham, sampai menyerang orang-orang di tempat-tempat hiburan, membunuh para dokter dan perawat dalam klinik aborsi, tidak segan-segan menyerang dan membunuh musuh yang tak seideologi. Bahkan menggulingkan dan membunuh presiden sekalipun demi agama.Pada dasarnya agama mengajarkan kepada manusia kedamaian dan kesetiakawanan satu sama lain, saling hormat menghormati, membangun kesetiakawanan baik dalam seagama maupun penganut agama di luar agama yang dianutnya.
Namun dalam keseharian kita, tidak sedikit menemukan kekerasan oleh seseorang yang menganut suatu agama, baik terhadap seagama maupun kepada orang yang lain yang menganut agama yang berbeda. al-Qur’an merupakan kitab universal, maka ayat-ayatnya harus dipahami secara holistik-komprehensif dan tidak diambil secara sepotong-sepotong atomistik. Oleh sebab itu, ditawarkan pendekatan pemahaman dengan cara munasabah antar ayat, pendekatan lain yang ditawarkan adalah dengan melihat latar belakang kesejarahan asbab nuzul terhadap turunnya ayat-ayat tertentu. Oleh karena itu dengan teoriteori tersebut diharapkan al-Qur’an akan menjadi Kitab rujukan di semua tempat dan sepanjang waktu untuk mencapai kedamaian dan kemaslahatan. Sehingga pada akhirnya al-Qur’an akan menjadi Rahmatan lil a’alamin sepanjang masa.












Daftar Pustaka
       Kamus Besar Bahasa  Indonesia (KBBI) radikalisme https:// kbbi.web.id/radikal
       Adeed dawisha, (1986)  the Arab and Radicals.
       Karen Amstrong, (2000) The Battle for God.
       Edy Kristiyanto OPM, Perspektif-perspektif Historis Tentang Radikalisme Religius dalam Agama
       Katolik, Dalam Radikalisme Agama, Bakhtiar Efendy (ed), Jakarta: PPIM-IAIN, 1998.
       Abudin Nata,(2001) Peta Keberagamaan Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
       Yusril Ihza Mahendra, Fundamentalisme, Faktor dan Masa Depannya, dalam M. Wahyu Nafis,Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam, Jakarta: Paramadina, 1996, Cet. 1.
       Abd. A’la, “Pembumian Jihad dalam Konteks Indonesia Kekinian: Pengentasan Masyarakat dari Kemiskinan dan Keterbelakangan”, dalam Harmoni: Jurnal Multikultural dan Multireligius (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), Volume VIII, Nomor 32, Oktober-Desember 2009,
       Seyyed Hossein Nasr, The Heart of Islam: Pesan-pesan Universal Islam untuk Kemanusiaan (Bandung: Mizan, 2003).
       Ali Jumu’ah, “al-Jihad fi al-Islam”, dalam H{aqiqat al-Islam fi ‘Alam Mutagayyir (Kairo: Kementerian Wakaf Mesir, 2003)











[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) radikalisme https://kbbi.web.id/radikal
[2] Adeed dawisha the Arab and Radicals (1986) hal 12
[3] Karen Amstrong, The Battle for God, (2000) hal 25
[4] M. Amin Rais, Op cit. hal. 4.
[5] Edy Kristiyanto OPM, Perspektif-perspektif Historis Tentang Radikalisme Religius dalam Agama Katolik, Dalam Radikalisme Agama, Bakhtiar Efendy (ed), Jakarta: PPIM-IAIN, 1998, hal. 45.
[6] Abudin Nata, Peta Keberagamaan Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2001, Cet. 1., hal. 19.
[7] Yusril Ihza Mahendra, Fundamentalisme, Faktor dan Masa Depannya, dalam M. Wahyu Nafis, Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam, Jakarta: Paramadina, 1996, Cet. 1, hal. 98.
[8] 2Haidar Bagir, “Takfirisme: Asal Usul dan Perkembangannya”,hal 21
[9] Abd. A’la, “Pembumian Jihad dalam Konteks Indonesia Kekinian: Pengentasan Masyarakat dari Kemiskinan dan Keterbelakangan”, dalam Harmoni: Jurnal Multikultural dan Multireligius (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), Volume VIII, Nomor 32, Oktober-Desember 2009, hlm. 55.
[10] Seyyed Hossein Nasr, The Heart of Islam: Pesan-pesan Universal Islam untuk Kemanusiaan (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 313-314.
[11] 52Ali Jumu’ah, “al-Jihad fi al-Islam”, dalam H{aqiqat al-Islam fi ‘Alam Mutagayyir (Kairo: Kementerian Wakaf Mesir, 2003), hlm. 700.