Halaman

Senin, 03 Februari 2020

SUDAH TERPOLAKAH PIKIRAN BALON GUBERNUR SUMBAR TENTANG ANCAMAN BENCANA DALAM VISI MISI MEREKA ?




 Pemilihan Kepala Daerah sumatera barat  yang akan berlangsung pada 2020. menjadikan, tensi politik  di sumbar mengalami peningkatan.dimana dari tahun lalu sudah banyak baliho-baliho balon gubernur yang terpampang di setiap sudut jalanan di sumbar, sumbar adalah salah satu provinsi yang terkenal dengan adat istiadat yang  lekat akan unsur religiusnya, tetapi sumbar juga kaya akan potensi bencanya dimana memiliki tatanan geologi sangat kompleks. Kondisi ini disebabkan letaknya yang berada pada daerah tumbukan dua lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan dan lempeng Eurasia di bagian Utara yang ditandai dengan terdapatnya pusat-pusat gempa tektonik di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan sekitarnya.
Akibat pergeseran kedua lempeng besar tersebut selanjutnya menimbulkan gejala tektonik lainnya yaitu busur magmatik yang ditandai dengan munculnya rangkaian pegunungan bukit barisan beserta gunung apinya dan sesar/patahan besar Sumatera yang memanjang searah dengan zona tumbukan kedua lempeng yaitu Utara-Selatan.dampak negatif wilayah Sumatera Barat secara geologi merupakan wilayah yang berpotensi untuk terjadinya bencana alam beraspek geologi berupa gempa tektonik. Baik yang berpusat di darat yaitu pada jalur patahan sesar Sumatera atau yang lebih dikenal dengan Patahan Semangko. Selain ancaman gempa dan tsunami sumbar juga tiap tahunnya dilanda banjir dan tanah longsor.
Dalam rekapitulasi data bencana dari BPBD sumbar menyebutkan untuk tahun 2019 saja sumbar mengalami total kejadian bencana sebanyak 750 dalam berbagai bentuk bencana yang mendominasi adalah banjir, tanah longsor dan banjir bandang,dengan peristiwa bencana yang sedemikian banyaknya tentu akan mengganggu faktor ekonomi. Sebagai contoh untuk bencana gempa tahun 2009 di sumbar menurut data kerugian materi yang dihimpun Satkorlak PB Sumbar mencapai Rp 4.815.477.418.268. Terganggunya laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah pascabencana alam merupakan salah satu dampak negatif terjadinya bencana alam. Bencana alam menyebabkan terjadinya penyusutan kapasitas produksi dalam skala besar yang berdampak kepada kerugian finansial.Untuk memulihkan kondisi ekonomi suatu wilayah pascabencana dibutuhkan kapasitas pendanaan yang tidak jarang melebihi kemampuan suatu wilayah dimana bencana alam terjadi. Selain itu, bencana tidak hanya berdampak kepada daerah dimana bencana terjadi tetapi dapat berdampak lebih luas kepada ekonomi secara nasional.
            Dengan potensi bencana yang selalu mengancam sumbar seharusnya calon-calon gubernur sumbar yang akan memegang kekuasaan di sumbar harus memahami apa saja potensi bencana dan dampak materi serta non materi dari bencana yang akan terjadi dengan anggaran APBD sumbar pada tahun 2020 yang telah di sahkan DPRD dan pemprov sumbar sebesar Rp 7,3 Triliun dibandingkan dengan kerugian gempa pada tahun 2009  Rp 4 triliun lebih maka tentu akan mengganggu ekonomi sumbar, maka calon-calon gubernur sumbar seharusnya memiliki visi dan misi yang jelas terhadap penanggulangan bencana, menurut seorang filsuf Prancis michel Foucault, Kekuasaan ini tidak datang dari luar, melainkan kekuasaan menentukan susunan, aturan dan hubungan-hubungan dari dalam dan memungkinkan semuanya terjadi.jadi hendaknya calon-calon gubernur sumbar yang akan berlaga dalam pilkada 2020 ini mempunyi visi dan misi yang jelas dalam antisipasi bencana kerena setelah memegang kekuasaan mereka harus menentukan susunan aturan serta hubungan yang real dalam antisipasi bencana di sumbar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar